Kamis, 28 Maret 2024

Membangun Pasukan Reseller

TAHAP 1: PERSIAPKAN MEDIA BUAT REKRUT

Persiapkan media rekrutmennya. Bisa gratisan media atau media berbayar. Gratisan media itu seperti FB gratisan, Grup WA. Bahasa simpelnya gratisan itu seperti FB pribadi, FB grup. Paid media itu seperti FB ads. Memaksimalkan budget Ads untuk memperbesarkan kolam lalu melakukan rekrutmen.


TAHAP 2: PERSIAPKAN PENAWARAN REKRUT

Tahap berikutnya adalah mulai persiapkan penawaran rekrutmennya. Cara paling ampuh utk merekrut adalah menawarkan program edukasi bisnis. Buat saja dulu yg free misal seperti kulwa, lakukan secara rutin untuk nantinya teman2 bisa melakukan rekrutmen reseller.

Infokan penawaran jika bergabung jd reseller apa kelebihannya                        

Misal:

  • Produk mudah djual,
  • Komisi menarik,
  • Ada reward bonus
  • Ga perlu stok barang
  • Tanpa modal dkk

Bentuk penawaran ini bisa bermacam2, bisa bentuk tulisan di FB, BC di WA, Poster rekrutmen dll. Misal target penjualan bulan ini 50 lalu lebih dr itu,nah kita kasih reward dgn bonus apa gitu. 


TAHAP 3 -MULAI REKRUT

Ketika media untuk merekrut dan pola penawarannya sudah siap, maka langkah selanjutnya mulai merekrut reseller. Jadwalkan rutin untuk proses rekrutmen, at least dalam sebulan bisa 2x. Ingat kuncinya Adalah KONSISTEN. Terapkan secara rutin. Tetapkan target,berapa jumlah reseller yang harus direkrut setiap bulan.    

Saran saya, at least setiap bulan rekrut 50 pasukan reseller. Sehingga dalam 3 bulan teman2 bisa punya minimal 150 reseller. Atau dalam setahun teman2 punya 600 reseller bahkan lebih.

‬Konsep reseller itu faktor kali, kalau mau makin kenceng jualannya, rekrut reseller secara rutin jadi dari sinilah percepatan bisnis teman2 meningkat. Perbesar, perbanyak, lakukan pembinaan secara rutin, infokan produk baru, berikan reward supaya loyal.

Oya untuk awal rekrutmen, teman2 bisa menerapkan free payment alias gratis. Tapi kalo bisa free bersyarat. Misal dgn beli produk kita. Tapi untuk seterusnya usahakan ada biaya regist tujuannya untuk memfilter reseller yg serius atau enggak.


TAHAP 4: MASUKAN KE GRUP RESELLER

Setelah orang-orang berminat jadi reseller kita, Selanjutnya kita masukan ke grup reseller.

Tapi sebelumnya teman-teman harus menyiapkan hal-hal berikut:

Peraturan grup reseller – misal no spam

Info product knowledge – apa yg djual

Admin yg akan bantu teman2 di grup

Info komisi yang akan didapat reseller


TAHAP 5: JADWALKAN MATERI PEMBINAAN

Reseller baru bisa jualan kalau kita melakukan pembinaan secara rutin. Kalau kita malas membina reseller kita, reseller kita ga akan loyal. Ga hanya tidak loyal, melainkan malas untuk berjualan. wadaaww...gawat kalau sudah begini ya.

Kalau sulit cari materi, kita baca2 selalu dari buku yg pernah kita beli. Rutinkan pembinaan Jadwalkan kulwa rutin di grup. Share materi yg bermanfaat. 


TAHAP 6: RENCANAKAN JADWAL PROMO

Pada akhirnya, pasukan reseller yg sudah kita rekrut dan kita bina. Akan kita terjunkan ke hal yg real yaitu melakukan penjualan.

Peran paling penting disini adalah manajemen waktu promo. Karena biasanya kalau kita melakukan penjualan lebih dari satu produk. Biasanya kadang ada yg berbarengan. Nah manajemen waktu penting disini. Intinya kita selalu siap kapanpun waktu ada promo, ada PO ada program marketing


Lalu bagaimana tipsnya?

Buat papan time schedule untuk menjadwal kapan rekrut, kapan pembinaan, kapan mulai jualan.

Jadwalkan kapan berinteraksi di grup. Intinya jadwalkan dengan baik, sehingga grup reseller selalu standby ketika ada promo atau PO terdekat.


TAHAP 7: LAKUKAN POIN 1-5 UNTUK PERBESAR PASUKAN

Tahap ini adalah poin yg paling penting yg harus teman2 lakukan. Apa itu? Yaitu repetisi. Repetisi adalah pengulangan.

Ingat, repetisi adalah "mother of all skill". Repetisi adalah ibu dari segala keterampilan. Kita bisa karena terbiasa. Mungkin awal2 tmn2 akan canggung mengisi kulWA di group. Tapi lama kelamaan akan terbiasa dan bisa.


Ingat repetisi untuk apa?

Untuk mengulang point 1-5 agar pasukan reseller kita banyak

Rabu, 27 Maret 2024

Me Time Ala-Ala

 Semangat pagi

Kalau weekend begini enaknya diam di rumah atau jalan-jalan? Sebetulnya aku lebih memilih diam di rumah membaca buku cerita, kemudian merebus air dan membuat segelas kopi atau teh manis, ditambah setoples camilan dan sepiring kue-kue yang lezat. 

Lebih enak lagi, ambil headset kemudian nyalain handphone dan mendengarkan nasyid-nasyid penyemangat. Bukan lagu-lagu melow ya, karena aku orangnya suka terbawa, jadi menghindari lagu melow adalah keharusan. 

Tidak lupa, sambil baca ambil pulpen untuk mencorat-coret jika diperlukan. Kalau novel, aku suka menandai kata-kata yang menurutku jleb di hati. Kemudian menyimpan kata-katanya, salah satunya dengan menyimpannya dengan membuat status di facebook atau instagram. 

Itu me time-ku dulu sebelum menikah. Setelah menikah tidak jauh beda sih, hanya sebelumnya, aku akan menyelesaikan dulu seluruh keperluan anak-anak. Biasanya kalau hari sabtu atau ahad, anak-anak akan dibawa ayahnya 1-2 jam jalan-jalan ke taman atau belanja keperluan. Mereka bertiga akan jalan-jalan tanpa mamanya, karena mamanya memang lebih suka duduk-duduk baca atau beres-beres di rumah.

Anak-anak pastinya senang jalan-jalan sama ayahnya, karena mereka akan pulang dengan membawa berbagai plastik yang berisi makanan dan mainan kesukaannya. Kalau sudah begitu, anak-anak bahagia, mamanya juga bahagia bisa baca dengan tenang di rumah sambil selonjoran dan nulis-nulis quote yang cantik. 

Tapi, ada kalanya ayah juga harus berkegiatan di hari sabtu atau ahad. Jika sudah begitu, mama akan nonton bersama anak-anak sambil tetap bawa buku dan minuman serta camilan tak ketinggalan. Anak-anak sibuk nonton, mama mundur perlahan membaca dan makan camilan. Setidaknya, me time-ku masih bisa terlaksana walaupun kadang kurang konsentrasi. 

Selain kegiatan minum teh dan baca buku, me time-ku adalah ngutak-ngatik handphone, terutama yang berkaitan dengan aplikasi-aplikasi di dalamnya dan berselancar info-info yang berkaitan dengan kepribadian manusia. Salah satu hobiku itu mengutak-atik aplikasi yang berhubungan dengan gambar. Aku bisa menghabiskan waktu seharian kalau mengutak-ngatik gambar atau aplikasi itu. Makanya karena suka kebablasan, aku berusaha membuat kandang waktu untuk menyalurkan hobiku agar waktu yang digunakan tidak mengganggu kegiatan lainnya. 

Oh iya, selain mengerjakan hobi di atas sebagai me time, aku juga menjadikan menulis sebagai me time-ku. Tidak tiap hari sih, paling tidak seminggu sekali aku usahakan menulis apa saja. Tak ketinggalan secangkir teh dan sepiring gorengan. 

Buat bunda-bunda shalihah semua, jangan lupa me time juga ya! Ibu yang bahagia, akan menularkan kebahagiaan untik keluarganya.

Selasa, 26 Maret 2024

Ikhlas

Ikhlas


Suara azan asar terdengar merdu di masjid dekat rumah Azzam. Terlihat Azzam sedang berwudhu untuk melaksanakan salat berjamaah di masjid. 

“Bunda, Azzam berangkat ke masjid ya. Assalamu'alaikum.” Azzam mencium tangan bunda yang tersenyum kepadanya. 

“Wa’alaikumsalam. Hati-hati ya, Sayang.” 

***

Selesai berjamaah salat asar, Azzam tidak langsung pulang. Hari ini ada belajar ngaji dengan ustadz Ibrahim. 

Azzam sudah duduk membentuk lingkaran bersama teman-temannya. Ustadz Ibrahim pun sudah duduk bersama anak-anak yang berjumlah sekitar 15 orang-an. 

“Assalamu'alaikum anak salih. Hari ini ustadz mau bercerita tentang buah dari keikhlasan. Ada yang tahu apa itu artinya ikhlas? Ustadz mengedarkan pandangannya ke seluruh murid-muridnya. 

“Beribadah hanya mengharap ridha Allah saja, Ustadz,” jawab Afkar yang duduk di sebelah Azzam. 

“Iya betul, Afkar.” 

“Nah, mari kita dengarkan hadits Rasulullah tentang tiga pemuda yang dengan keikhlasannya, bisa mendapatkan pertolongan Allah.”

Kemudian ustadz Ibrahim membacakan hadits yang artinya sebagai berikut:

“Dari Abu ‘Abdir Rahman, yaitu Abdullah bin Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhuma, katanya: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada tiga orang dari orang-orang sebelum kalian berangkat bepergian. Suatu saat mereka terpaksa mereka mampir bermalam di suatu goa kemudian mereka pun memasukinya. Tiba-tiba jatuhlah sebuah batu besar dari gunung lalu menutup gua itu dan mereka di dalamnya. Mereka berkata bahwasanya tidak ada yang dapat menyelamatkan mereka semua dari batu besar tersebut kecuali jika mereka semua berdoa kepada Allah Ta’ala dengan menyebutkan amalan baik mereka.”

Salah seorang dari mereka berkata, “Ya Allah, aku mempunyai dua orang tua yang sudah sepuh dan lanjut usia. Dan aku tidak pernah memberi minum susu (di malam hari) kepada siapa pun sebelum memberi minum kepada keduanya. Aku lebih mendahulukan mereka berdua daripada keluarga dan budakku (hartaku). Kemudian pada suatu hari, aku mencari kayu di tempat yang jauh. Ketika aku pulang ternyata mereka berdua telah terlelap tidur. Aku pun memerah susu dan aku dapati mereka sudah tertidur pulas. Aku pun enggan memberikan minuman tersebut kepada keluarga atau pun budakku. Seterusnya aku menunggu hingga mereka bangun dan ternyata mereka barulah bangun ketika Subuh, dan gelas minuman itu masih terus di tanganku. Selanjutnya setelah keduanya bangun lalu mereka meminum minuman tersebut.”

“Ya Allah, jikalau aku mengerjakan sedemikian itu dengan niat benar-benar mengharapkan wajah-Mu, maka lepaskanlah kesukaran yang sedang kami hadapi dari batu besar yang menutupi kami ini.”

“Batu besar itu tiba-tiba terbuka sedikit, namun mereka masih belum dapat keluar dari goa.”

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, lantas orang yang lain pun berdo’a, “Ya Allah, dahulu ada puteri pamanku yang aku sangat menyukainya. Aku pun sangat menginginkannya. Namun ia menolak cintaku. Hingga berlalu beberapa tahun, ia mendatangiku (karena sedang butuh uang). Aku pun memberinya 120 dinar. Namun pemberian itu dengan syarat ia mau tidur denganku (alias: berzina). Ia pun mau. Sampai ketika aku ingin menyetubuhinya, keluarlah dari lisannya, “Tidak halal bagimu membuka cincin kecuali dengan cara yang benar (maksudnya: barulah halal dengan nikah, bukan zina).” 

“Aku pun langsung tercengang kaget dan pergi meninggalkannya padahal dialah yang paling kucintai. Aku pun meninggalkan emas (dinar) yang telah kuberikan untuknya. 

“Ya Allah, jikalau aku mengerjakan sedemikian itu dengan niat benar-benar mengharapkan wajah-Mu, maka lepaskanlah kesukaran yang sedang kami hadapi dari batu besar yang menutupi kami ini.”

“Batu besar itu tiba-tiba terbuka lagi, namun mereka masih belum dapat keluar dari goa.”

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, lantas orang ketiga berdo’a, “Ya Allah, aku dahulu pernah mempekerjakan beberapa pegawai lantas aku memberikan gaji pada mereka. Namun ada satu yang tertinggal yang tidak aku beri. Malah uangnya aku kembangkan hingga menjadi harta melimpah. Suatu saat ia pun mendatangiku. Ia pun berkata padaku, “Wahai hamba Allah, bagaimana dengan upahku yang dulu?” Aku pun berkata padanya bahwa setiap yang ia lihat itulah hasil upahnya dahulu (yang telah dikembangkan), yaitu ada unta, sapi, kambing dan budak. 

“Ia pun berkata, “Wahai hamba Allah, janganlah engkau bercanda.” Aku pun menjawab bahwa aku tidak sedang bercanda padanya. Aku lantas mengambil semua harta tersebut dan menyerahkan padanya tanpa tersisa sedikit pun.”

“Ya Allah, jikalau aku mengerjakan sedemikian itu dengan niat benar-benar mengharapkan wajah-Mu, maka lepaskanlah kesukaran yang sedang kami hadapi dari batu besar yang menutupi kami ini”.

“Lantas goa yang tertutup sebelumnya pun terbuka, mereka keluar dan berjalan.”

(Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 2272 dan Muslim no. 2743)

“Nah, begitu anak-anakku. Hari ini kita cukupkan saja ya. Besok ustadz akan bercerita dengan lebih jelas. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.”

“Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakaatuh.” Kompak semua anak-anak menjawab salam ustadz Ibrahim. 

Setelah selesai mengaji, Azzam pun pulang ke rumahnya dengan perasaan bahagia.