Selasa, 31 Oktober 2017

Reaume Diskusi Materi Komunikasi Produktif

πŸ”—DISKUSI MATERI #1 
 πŸ‘₯ KOMUNIKASI PRODUKTIF πŸ’¬  
πŸ“† Tanggal :  30 Oktober 2017 
⏰ Pukul : 20:00 - 21:00 WIB 
πŸ‘Έ Fasilitator : Yuli Yuliani 
πŸ‘© Koordinator : Beta Lianita W.  

 Ψ¨ِΨ³ْΩ…ِ Ψ§Ω„Ω„ّΩ‡ِ Ψ§Ω„Ψ±َّΨ­ْΩ…َΩ†ِ Ψ§Ω„Ψ±َّΨ­ِيْΩ…  
Pembukaan

πŸ‘© Beta Lianita: 
Alhamdulillah Waktu sudah menunjukkan pukul 20:00 wib Kita masih diberi kesempatan untuk bisa mengupas lebih dalam materi pertama kita malam ini yaitu tentang komunikasi produktif  Sudah kosongkah gelas ibu2..? 

Kalau sudah yuk kita isi dengan tambahan ilmu komunikasi di sesi diskusi santai ini bersama bunda @⁨Yuli Yuliani  Kita sambut bersama bunda @⁨Yuli Yuliani  πŸ‘πŸ»πŸ‘πŸ»πŸ‘πŸ»πŸ‘πŸ»πŸ‘πŸ»πŸ‘πŸ»

πŸ‘© Beta Lianita: Assalamu'alaikum Bunda @⁨Yuli Yuliani  
πŸ‘© Mb Yuli Yuliani: Wa'alaikumsalam mbak @⁨beta lianita⁩ ...dan semua bunda sayang di kelas Kalimantan yang hebat ini😍😍  
πŸ‘© Beta Lianita: Alhamdulillah.. Materi pertama ini membuat kami semakin semangant tuk belajar.. Terbukti sudah ada 13 pertanyaan yang masuk..  
πŸ‘© Beta Lianita: Kita langsung ke sesi tanya jawab saja ya Bun.. Sepertinya ibu2 sudah tidak sabar untuk dapat pencerahan dari pertanyaan beliau..  πŸ‘© Mb Yuli Yuliani: Sebelumnya kita di sini diskusi santai y bunda. Kalau ada yang kurang bisa ditambahkan. Kita sama-sama belajar di sini  
πŸ‘© Beta Lianita: Siap... Bisa langsung ☝🏻jika ada tanggapan ya ibu2..☺ 
Pertanyaan

1⃣ Amini - Samarinda
Komunikasi profuktif ini saya merasakan lebih mudah diterapkan kepada anak balita terutama anak saya sendiri. Bagaimana ya bund menerapkan komunikasi produktif ini utk anak remaja yang masa kecilnya sudah terlanjur terabaikan? 

Komunikasi dengan org tua sangat tidak produktif (penuh teriakan, bullying dirumah, bahkan tidak ada komunikasi 2 arah). Karena kondisi ketika remaja lebih sulit utk diberi masukan, tidak mau menatap mata, dll. Bagaimana memperbaiki komunikasi utk remaja dg kasus seperti itu? Terimakasih 

Jawaban: 
πŸ‘© Mb Yuli Yuliani
 Wa'alaikumsalam  Kalau ini saya belum berpengalaman sebetulnya mbak. Tapi ini ada pengalaman teman saya yang punya anak remaja.   *sebenarnya, remaja itu bisa diajak berpikir lebih jauh dan dalam
*  kalau saya, mengakui kesalahan dalam skill komunikasi yang dulu pernah dilakukan, ceritakan kalau saat ini bunda sedang belajar memperbaiki pola komunikasi. tapi itu tidak akan berhasil kalau tidak dibantu oleh keluarga, termasuk anak-anak.  sering jalan berdua saja dengan masing2 anak, itu jauh lebih masuk saat berkomunikasi dari pada duduk melingkar di rumah bila pola kebiasaan komunikasi sedang seret.


2⃣ Fitrah - balikpapan 
1. gambar yang saya share kenapa hal ini bisa terjadi? dimana bentuk kalimat tidak produktifnya sehingga si suami gagal paham? kalau menurut pendapat saya pesan yang ingin disampaikan si istri sudah memenuhi Kaidah 2C: Clear and Clarify tapi kok ini masih terjadi ya? jedukin kepala ke tembok πŸ˜…  
2. untuk komunikasi dengan suami, daripada ngomong panjang lebar "pa, nanti pulang kerja tolong mampir ke pasar beli kentang 1 kg, lalu mampir ke rumah ibu pinjam tupperware, dsb..." , apakah bisa disiasati dengan memberikan dia TO-do-list? #tapi nanti dihilangkan juga ya 🀦🏻‍♀...jedugin kepala ke tembok lagi...πŸ˜…  
3. Bagaimana seninya memilih waktu yg tepat utk komunikasi? dmateri ditulis "Anda yang paling tahu tentang hal ini" tetapi somehow saya clueless...  
4. untuk komunikasi dengan anak adakah contoh2 kalimat tidak produktif & kalimat produktif untuk bagian e. Ganti kata ‘TIDAK BISA” menjadi “BISA”  5. Bisakah dijelaskan dengan contoh untuk *Komunikasi antara 2 orang dewasa berpijak pada Nalar. Komunikasi yang sarat dengan aspek emosi terjadi pada anak-anak atau orang yang sudah tua.* ? berpijak pada nalar itu seperti apa ? sarat dengan aspek emosi itu seperti apa? apakah aspek emosi ke anak/ orang tua iu maksudnya intonasi bicara lemah lembut penuh kasih sayang gitu kah?   
6. Bagaimana kita sebagai istri bisa selalu berpijak pada nalar jika ngomong sama suami (jadi bukan bawaannya emosi mulu/marah duluan)?

Jawaban:
πŸ‘© Mb Yuli Yuliani  
1. Hehhe.. Pertanyaannya adakah ini benar-benar ada y suami yang begini?  Kalau memang ada,  berarti FoE dan FoR suami seperti itu. Sehingg istri lain kali harus lebih clear lagi dalam memberikan informasi. Sudahkah istrinya memahami suaminya sebenar-benar paham?
2. Bisa diingatkan melalui WA mbak. Tapi sebelumnya kita tambah kata2 tolong dan terimakasih.  Insyaallah suami senang kalau kita bisa menghargai sekecil apa pun yang telah dilakukannya. 
3. Kalau saya,  bisa saat sarapan sambil ngeteh berdua, saat makan siang atau saat anak-anak sudah tertidur. Insyaallah sebagai istri kita bisa lihat kapan suami sedang kurang fit diajak komunikasi atau tidak.
4. Ini bisa terjadi di kehidupan sehari-hari mbak. Hal-hal kecil seperti kemandirian anak,  kita katakan pada anak,  insyaallah kamu bisa nak, memakai sepatu sendiri atau baju sendiri. Yang tidak produktif berarti kebalikannya.
5. Nalar sendiri artinya berdasarkan pertimbangan baik dan buruk. Tidak berbicara dengan teriak-teriak atau berbicara kasar,  merendahkan itu sudah sesuai nalar.
6. Kuncinya saling memahami satu sama lain,  saling menghargai,  memberikan penghargaan dengan ucapan terimakasih,  tolong dan maaf. Itu hal kecil tapi bermanfaat

Tanggapan jawaban no.5 dari 
πŸ‘© Neili Eka
Ini mungkin maksudnya merendahkan itu tdk sesuai nalar, iya teh?

πŸ‘© Mb Yuli Yuliani
Iya mbak,  kan nalar kita memahami setiap orang juga pasti ingin dihargai. Sekecil apapun. Apalagi suami kita yang setiap hari mungkin kita repotkan ini itu.

Tambahan 
πŸ‘© Mb Beta Lianita
Tidak berbicara teriak2 dan tidak merendahkan itu sdh sesuai nalar Komanya meneruskan kata tidak sebelumnya.. Bantu nambahin ya bun..😊

 3⃣ Widita - Pangkalan 
Bun Ketika memperhatikan kaidah komunikasi yg efektif dan produktif dengan pasangan yang harus diperhatikan adalah aspek verbal 7%, aspek intonasi suara 38% dan aspek bahasa tubuh 55%. Bagaimana cara mengatasi tantangan dengan adanya hubungan jarak jauh (LDR) ketika kita berkomunikasi dengan pasangan yang membahas topik yang urgent tetapi ada kendala waktu berkomunikasi yang terbatas? Padahal aspek bahasa tubuh yg porsinya besar 55% tidak bisa digunakan secara maksimal

Jawaban:
πŸ‘© Mb Yuli Yuliani Sekarang insyaallah sudah lebih canggih,  bisa dengan video call. Atau walaupun nelfon bahasa tubuh pun bisa dirasakan kok mbak. Bahasa tubuh yang baik otomatis akan mengikuti pada intonsi bicara kita mbak. Jadi,  silahkan bisa melaui telfon dengan menggunakan gerakan tidak terlihat pasangan, tapi nyatanya dapat dirasakan pasangan disebrang sana. 😘

Tanggapan 
πŸ‘© Mb Widita
Betul mbak Yuli⁩ cm memang terkadang bs salah paham ketika kita sama2 dlm kondisi capek n hrs berkomunikasi via telp tdk bs bertatap muka lgs jd hrs tetap menjaga ketigal hal tsb, aspek verbal, intonasi n bahasa tubuh

πŸ‘© Mb Yuli Yuliani
Kalau masalahnya kondisinya capek,  berarti kita bisa istirahat dulu untuk menurunkan emosi kita. Istirahat sejenak,  setelah agak tenang bisa diteruskan komunikasinya.

Tambahan 
πŸ‘© Mb Beta Lianita
Bicara dg ortu lbh sensitif krn ortu lbh ke emosi..kita posisi nalar..jadi benar2 cari waktu dan situasi yg pas,, Lagi bicara cucu yg ikut senang dg tumbuh kembangnya..di sini diselipkan rasa syukur kita..disampaikan dg hati.. Insyaa Allah perlahan2 ortu akan memahami maksud keputusan kita.. Coba nambahin ya..😊


4⃣ Maryam - Pontianak 
Pembahasan saat ini lebih ke bagaimana sebagai pemberi pesan agar tercipta komunikasi yang produktif. Bagaimana caranya sebagai penerima pesan agar tercipta juga komunikasi produktif. Sebab sering kali dibilang baperan (kadang dibilang gak terima) kalo di kritik sama pasangan atau keluarga, karena seringnya gak suka dengan cara penyampaian orang tersebut? 

Jawaban:
πŸ‘© Mb Yuli Yuliani Komunikasi berarti ada dua arah mbak. Baik pemberi dan penerima. Berarti kaidah 5 berlaku ya.


5⃣ Amanda - Pontianak
1.Pe er saya untuk memulai komunikasi produktif dengan anak, karena saya sering kurang produktif membuat kata kata yang mudah dimengerti untuk anak. Adakah cara melatih membuat kalimat yang produktif kepada anak? 
2. Karena saya punya dua anak, di anak perempuan cara saya berkomunikasi dgn maiza selama ini bisa dikatakan baik, karena dia mengerti dan memahami apa yang saya minta dan sebaliknya namun ketika berhadapan dengan anak laki2 komunikasi saya dengan dastab kadang malah menimbulkan pertengkaran, apakah harus ada metode komunikasi anatara anak perempuan dan laki2.? πŸ™ 

Jawaban:
πŸ‘© Mb Yuli Yuliani Ini nanti yang akan dipraktekan di t10 hari ya bunda jawabannya. Nanti bunda bisa menganalisa sendiri dan jawabannya insyaallah.


6⃣ Ainun Muharomah - Tenggarong  
Ayah dan ibu saya menuntut saya untuk bekerja lebih tepatnya jd pegawai,  saya tau niatnya baik, Mereka tdk ingin kalo saya di masa tua nanti akan kesulitan ekonomi, kalo saya jd pegawai setidaknya saya akn memiliki gaji pensiunan sehingga tdk bingung masa depannya. Dan lagi menurut mereka sayang ilmu yg sudah saya peroleh smpe jadi sarjana kalo tidak dipake untk kerja. Sedangkan saya pribadi, Untk saat ini ingin fokus pada keluarga kecil, membersamai buah hati, rejeki bisa dicari tp masa membersamai anak tdk akan prnh terulang. 

Tidak ada yg sia2 juga ilmu yg saya miliki krn menurut saya, kerja tidak hrs jadi pegawai,  toh yg menjamin hidup kita kan bukan gaji pegawai tp Allah.  Nah disini,  saya tidak pernah berani mengutarakan isi hati saya pd ortu, sehingga yg terjadi mereka seperti masih menyimpan uneg2, dan tiap mereka ingin bahas masalah kerjaan saya memilih menghindar. Pertanyaan saya,  seharusnya bagaimana komunikasi yg efektif dan produktif agar mereka bisa memahami diri saya? Trimakasih 

Jawaban:
πŸ‘© Mb Yuli Yuliani Mbak bisa mencoba dengan Kaidah 2C: Clear and Clarify, komunikasikan dengan clear apa keinginan mbak dengan penegasan mbak memahami keinginan orang tua.  Tetapi saat ini jelaskan kondisi yang sebenarnya. Dengan intonasi, bahasa tubuh yang baik insyaallah pelan-pelan kita pahamkan apa pemahaman kita selama ini. Dan jangan lupa berdo'a😍


7⃣ Tami 
Pertanyaan : 
1. Saya termasuk yg kurang lancar berkomunikasi langsung (verbal) jadi kalau ada masalah serius bisanya ditulis di wa atau by Email baru dikirim ke suami. Respon ya sih kadang gak sesuai harapan...biasalah makhluk laki-laki, kita sudah panjang lebar, dianya pendek-pendek responnya. 2. Ke anak...ada 7 anak yang masing-masing tak sama. Nah ada seorang anak yg agak sensitif ( anaknya ada masalah dalam mengucapkan kata-kata sehingga banyak kata-kata yang tak sempurna diucapkan , mudah berburuk sangka , tak suka di kasih tahu apalagi dikritik. Mungkin caranya masih salah juga kali ya )  ini yg selalu jadi masalah hingga sekarang masih blm bisa berkomunikasi dengan anak ini secara lebih baik.

Jawaban:
πŸ‘© Mb Yuli Yuliani 
1. Tidak masalah bunda,  karena setiap keluarga itu unik.  Tujuan komunikasi itu kan terbentuk FoE/FoR kita (suami dan istri).   
2. Berarti bisa dicoba dengan 11 cara yang sudah ada dimodul ya bunda. Nanti bisa diceritakan di t10 hari hasilnya.

8⃣ Ayu C / Palangkaraya  
1. Kadang ( _sering juga sih_) sy ngomel pada suami jika ada hal yg kurang tepat atau tidak pas di hati. Adakah batas wajar atau ngomel yg dianggap normal? πŸ˜…  
2. Bagaimana menghadapi orang dewasa yg kurang komunikatif, yg suka jawab singkat tanpa ekspresi?  
3. Bagaimana jika pasangan kurang suka basa basi atau sekadar ngobrol santai? Jadi ngobrol kalau ada hal yg penting untuk dibahas saja.   
4. Suatu waktu sy pernah membentak anak (16mo) krn saking kesalnya. Dan ternyata skrng ditiru ( _modelnya kalau marah jadi mirip sy_). Bagaimana menghilangkan sikap tsb pada anak?

Jawaban:
πŸ‘© Mb Yuli Yuliani
1.Kalau menurut saya,  boleh ngomel meski suami manapun nggak suka dengar istrinya ngomel. Tapi, biasanya kalau sudah keluar semua uneg-uneg, hati pun jadi lega.   Yang perlu diingat, jangan berlebihan (mungkin ada yang kuat ngomel 2 jam nonstop, hehehe), jangan teriak dan jangan mengancam atau sejenisnya. Karena bisa bikin suami yang mungkin awalnya tidak marah malah menjadi marah besar lalu semua terasa runyam dan sulit diselesaikan. Berusaha menahan diri untuk tidak berkata tidak baik.   
Jangan melebarkan masalah ke masalah lain apalagi mengungkit masa lalu, itu akan memperuncing masalah. 

Jawaban no. 2&3 hampir mirip ya :  ada artikel Bagus dari bunda Elly Risman bisa dibaca untuk jawaban terkait komunikasi suami istri ini. 

 Komunikasi suami istri. 
Umum sekali terjadi, tak lama setelah perkawinan suami istri baru ini sudah mulai menemukan bahwa komunikasi  antar mereka berdua, jadi tidak selancar, sehangat apalagi seindah ketika dulu pacaran atau sebelum menikah. Sekarang, ada saja yang gak nyambung, emosi naik, kadang diam, tak biasa dimengerti dan seolah tak ada keinginan untuk mengerti. 

Dulu, kalau begini salah satu pasti tidak akan pernah berhenti membujuk, sampai salah satunya mengalah dan komunikasi tersambung kembali.  Kenapa sudah kawin malah jadi sebaliknya? Harapan dan mimpi indah yang dulu dibagi bersama dan menimbulkan semangat, kini seolah menguap begitu saja . Kenyataan yang ada sangat mencengangkan karena banyak hal yang dulu tidak diketahui kini menjadi jelas merupakan kebiasaan yang kurang pas dan kurang menyenangkan bagi pasangannya. Mulai dari  kalau ngomong kurang diperhatiin, mau menang sendiri,kebiasaan yang tidak sama : naruh handuk basah diatas tempat tidur, suami merasa  kurang dilayani, istri merasa kurang didengarkan perasaannya dan sejuta perbedaan lainnya yang terus menerus terjadi dari hari ke hari….  Mengapa semua ini terjadi ?  

1.Hidup lebih realistis, kebiasaan dan sikap  asli masing masing     nampak  dan tak perlu dipoles dan disembunyikan lagi.  Cara ekspresi emosi juga otomatis nampak : marah, menghakimi, selfish, narcist, mencap, dll.   
2. Dari pengalaman saya menghadapi berbagai kasus keluarga dan perceraian, ketika pasangan ini  belum menikah, mereka tidak mengetahui atau diberi tahu bahwa masing masing harus mempelajari latar belakang pengasuhan pasangannya dan  mengapa perlu tahu.. Yang paling buruk adalah kenyataan bahwa masing masing pasangan  tersebut bahkan tidak cukup kenal dengan dirinya sendiri!.  
3.Tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah menciptakan laki laki dan perempuan itu berbeda : Otaknya, hormon2nya, alat kelamin, ratio otot daging, kapasitas paru paru dlsbnya  
4.Tidak memiliki ketrampilan bicara yang benar, baik dan menyenangkan  serta  
5.Kurang memiliki ketrampilan mendengar, sehingga   
6.Tak mampu berkomunikasi yang baik, bersih dan jelas.        

Apa akibatnya?  
Masing masing seperti terperangkap dalam diri sendiri. Bagaimana  jalan keluarnya?. Mana bisa kita ceritakan sama ortu?  Sudahlah beliau capek mendidik kita, menyekolahkan, mengawinkan.. masak  masalah kita, kita bawa juga ke mereka. Kawin di jodohkan saja tidak mudah kita adukan apalagi ini pilihan kita sendiri. Tangan mencincang bahu memikullah. Kalau diceritakan ke orang lain, aib hukumnya. 

Menceritakan kekurangan atau kejelekan  pasangan, bisa bisa gak dapat mencium wanginya syurga!.  Jadi terasa seperti api dalam sekam,  panas terus tapi jangankan ada pintu atau jalan keluar , asap saja tak bisa  dihembuskan . Ini yang membuat kadang kadang semangat redup karena hati luka – merasa terkunci di hati sendiri , sulit ditemukan apalagi  diberi pertolongan!   

Harapan timbul tenggelam, ah.. siapa tahu nanti membaik. Siapa tahu  kalau anak sudah lahir, siapa tahu kalau ada adiknya pula.. siapa tahu…..   Apa yang terjadi  selanjutnya ?   
Kebutuhan semakin  beda, marah mencuat, bersitegang – bertengkar, saling: merendahkan, menyalahkan, menjelek-jelekan & menjatuhkan saling menuduh,  menghakimi, mencap,  bahkan sampai menyebut nyebut orang tua. Akhirnya saling diam diam-an, bicara seperlunya saja semuanya membuat semakin sunyi di hati. Sudah jelas dalam keadaan seperti ini  sulit bagi masig masing pasangan untuk  menunjukkan pengertian, pengakuan apalagi pujian!. 

Satu tempat tidur  tapi seperti  beda planet ! Berpapasan dipintu  berusaha jangan senggolan, beradu kaki ditarik buru2. Kamar sering sekali sunyi, masing masing dengan aktifitas sendiri sendiri. Tapi hati semakin luka, semakin perih.  Kalau ada tamu : standard ganda. Saling menyebut  dan menyapa, seolah tidak terjadi apa apa : “iya begitu kan ya ma/pa?” hahahaha. Begitu tamu pulang , sunyi dan senyap kembali…

 Kebutuhan untuk diterima dan didengarkan tetap ada pada masing masing, sebagai kebutuhan dasar agar tetap jadi manusia, mulailah  terjadi perselingkuhan atau punya teman curhat  yang biasanya berujung   maksiat atau kawin lagi. Yang popular sekarang adalah BINOR (Bini Orang) atau LAKOR ( Laki Orang) , yaitu selingkuh dengan teman sekerja, sekantor atau lain kantor atau teman SMP dan SMA dulu. 

Semua dijaga ;Tahu sama Tahu. Kalau hamil kan punya suami!. Yang paling buruk adalah selingkuh sejenis, seperti yang sering dibicarakan akhir akhir ini .. Yang jelas kebutuhan jiwa dapat , material apalagi!  Bayangkan bagaimana bermasalah anak anak yang tumbuh dalam keluarga seperti ini ? 

sudahlah mungkin rezeki tidak halal dan thayyib ortunya berbuat maksiat pula. Banyak sekali orang tidak tahu, memang belum ada penelitiannya, bahwa bila seorang ayah atau ibu melakukan maksiat, pasangannya bisa dikelabuinya tapi tidak Allah dan anaknya!. 

Pengalaman saya menunjukkan bahwa anak yang tadi manis patuh dan berkelakuan baik, bisa tiba tiba gelisah, temper tantrum, tak bisa mengendalikan diri, marah, ngamuk dlsbnya.. bila secara diam diam salah satu ortunya berzina!. 

 Bayangkan, berapa banyak sekarang pasangan melakukan hal itu dan hubungkan dengan keresahan jiwa dan kenakalan remaja. Dalam iklim psikologis dirumah  yang buruk sekali itulah  anak tumbuh dan berkembang. Bayangkanlah dampak  bagi perkembangan kejiwaan, emosi, kecerdasan,  social dan spititualnya!          

Jadi, bagimana sebaiknya ?  

Pertama harus disadari benar bahwa  komunikasi pasangan ini sangat penting  karena  ia mencerminkan Iklim rumah: fondasi keluarga, kesehatan pribadi, kesehatan anggota keluarga, cerminan: kekuatan, kelemahan & kesulitan perkawinan dan Kelanjutan  serta kepuasan hidup!. 

Intinya, kalau suami usia masih  muda sudah sakit sakitan jangan jangan ada masalah besar dengan istrinya. Sebaliknya, bila istri masih muda sakit sakitan, jangan jangan suaminya bermasalah!.  

 Untuk itu, kenalilah masa lalu masing masing pasangan. Apa  dan pengasuhan yang bagaimana yang membuatnya seperti sekarang ini yang kita uraikan diatas. Perjodohan adalah sebagian dari iman, karena tidak akan berjodoh anda dengan pasangan anda kecuali dengan izin Allah. Jangan mudah menceraikan atau minta cerai, karena itu adalah pekerjaan halal  yang dibenci Allah. 

Perkawinan adalah perjanjian yang sangat kokoh : “Mitsaqan Galidha”. Allah lebih tahu, dari yang anda rasa dan fikir kurang atau  buruk, disitu banyak kelebihan dan kebaikan menurut Allah.  Tapi karena kita kurang waspada dan menyadari  bahwa syaithan tujuan utamanya adalah untuk menghancurkan perkawinan, seperti yang dilakukannya terhadap nabi Adam dan ibu Hawa, maka kita akan terkurung dalam penilaian dan pemikiran yang buruk saja tentang pasangan kita. 

Jadi, berusahalah untuk meningkatkan keimanan, mintalah pertolongan Allah agar dibukakan mata hati kita untuk :Bersyukur, menerima ketentuan Allah, bersangka  baik,  melihat kelebihan lebih banyak dari kekurangan, menemukan ‘Inner child” pasangan dan berusaha memaklumi dan perlahan merubahnya. Kesulitan utama yang banyak dihadapi orang adalah karena dia tidak mengenal dirinya sendiri. Dia sendiri memiliki ‘inner child” yang parah dan terperangkap disitu. Dia sendiri melimpah, sehingga bagaimana mungkin menolong pasangannya . Dalam situasi seperti ini pasangan ini memerlukan  pertolongan ahli, bahkan mungkin butuh terapi. Bila hal ini tidak segera dilakukan, penderitaan keduanya  bisa berkepanjangan karena yang jadi korban adalah harapan satu satunya dimasa depan yaitu : anak anak mereka ! .  Selanjutnya adalah menyadari bahwa Allah menciptakan otak kita ini berbeda. Jadi pelajarilah akibat perbedaan ini lewat syeikh Google atau mbah Wiki, dan apa dampanya pada salah pengertian dan salah harapan antara suami dan istri.  Langkah berikutnya untuk memperbaiki komunikasi adalah belajar menjadi “Pendengar” yang baik. Memang tidak mudah, karena kita dari kecil diajarkan untuk  bicara dan bicara: lewat lomba pidato, story telling, debat dlsbnya. Tapi tidak ada lomba mendengar!.         Mendengar yang baik ada kiatnya :   

1.Hindari  penghalang mendengar, yaitu : Lebih mudah membuat jarak dengan pasangan, malas komunikasi, kalau ngomong bukannya dengar tapi memikirkan jawaban, menyaring tanda-tanda bahaya dalam percakapan, mengumpulkan data-data untuk       mengutarakan pendapat dan memberikan penilaian  terhadap apa yang di kemukakan oleh pasangan.  

2.Berusahalah mendengar yang benar dengan : Bukan hanya diam di depan pasangan yang sedang bicara tapi cari tahu (tanpa “baca pikiran”) apa yang dimaksudkan, dikatakan dan dilakukan pasangan . Tunjukkan  kita mengerti pasangan, sehingga hubungan terasa jadi lebih dekat, bisa menikmati kebersamaan, menciptakan dan melanggengkan keintiman.   

3.Mendengar yang benar membutuhkan COMMITMENT & COMPLIMENT.    

Commitment/ kesepakatan dengan diri kita sendiri  artinya  dalam mendengar kita berusaha untuk: Mengerti, Memahami, Menyisihkan minat dan kebutuhan pribadi , Menjauhkan prasangka dan berusaha  untuk Belajar melihat dari sudut pandangan pasangan  Sedangkan Compliment /hadiah adalah  menunjukkan pada pasangan bahwa “Saya peduli kamu, sanggup anda, Saya ingin tahu apa yang kau pikir atau  apa yang kamu rasakan dan apa yang kamu butuhkan”.  Semua ini memang tidak gampang tapi bukan hal yang mustahil untuk dilakukan. 

Cobalah sedikit sedikit asal  jangan anda  menyerah dan kembali ke pola komuniasi  yang semula.   Mungkin yang  penting sekali  untuk anda ingat :   Kalau ada kerikil dalam sepatu, terasa menganggu dipakai berjalan, buka sepatunya  buang kerikilnya, bukan sepatunya yang anda ganti. Tidak ada manusia yang sempurna, termasuk anda!.   Yakin bahwa anda bisa. Pasti bisa!!   
Bekasi, 19  September 2016.   
#Elly Risman.

4. Karena anak masih peniru,  berarti kita harus terus memberikan sikap positif ke anak,  dan diingatkan bahwa membentak itu tidak baik.  Terus menerus digantikan dengan hal-hal positif insyaallah akan dengan sendirinya mengikuti sikap positif orang tuanya.

9⃣ Yumna - Banjarbaru  
Pertanyaan: Bagaimana cara berkomunikasi produktif dengan anak yg tidak tinggal serumah dengan orangtuanya karena case tertentu, misalnya anak dititipkan ke nenek&kakeknya karena hal pekerjaan/karena ortu nya bercerai?Apakah dasar penerapan komunikasinya tetap sama?

Jawaban:
πŸ‘© Mb Yuli Yuliani
Pada dasarnya sama bunda,  karena anak itu yang harus dimengerti. Kita sudah dewasa pernah kecil,  tetapi anak belum pernah menjadi dewasa.

10⃣ Dyah - PurukCahu,kab.murung raya kalteng Setelah diresapi, kata "tidak,jangan" itu harus dhindari y ?mhn penjelasannya...😊☺

Jawaban:
πŸ‘© Mb Yuli Yuliani
Saya ambil dari ustadz bendri, karena saya rasa ini sesuai dengan yang saya pikirkan. Silahkan lebih lengkapnya bisa dicari di mbah google 
😍  Intinya :   Minimal ada 3 konteks usia penggunaan kata jangan sesuai sikap nabi : utk anak yg blm berakal, untk anak yg sudah berakal dan utk dewasa.   
✅ Utk dewasa rasul tak ragu untuk memberikan kata jangan jika memang membahayakan agamanya. Disini Quran turun lebih banyak utk mereka.   
✅Sementara utk anak, rasul sikapnya beda.Rasul bedakan yg sudah berakal mana yg belum.   
πŸŽ—Caranya sesuai petunjuk rasul dlm urusan perintah sholat yaitu “jika sudah bisa bedakan kanan dan kiri”. Itu artinya sudah bisa berpikir Nah, untuk anak tipe ini (bisa bedakan kanan dan kiri) kata larangan atau “jangan” dibolehkan. Tapi lebih elok jika ditambah solusinya agar mereka tau apa yg harus dilakukan. Ingat mereka minim pengalaman.   
✅Sementara untuk anak yg belum bisa berpikir, rasul tak melarang. Lebih banyak memberi tahu sikap yg tepat. Bahkan cenderung membiarkan.   Rasul bahkan memotivasi anak yg lagi main panah di mesjid dgn ucapan “teruslah memanah. Sesungguhnya kakek moyangmu ismail pemanah”. 

Bendri Jaisyurrhaman @ajobendri

11⃣ Wulan Devia - Pontianak 
Assalamualaikum.. Perkenalkan saya wulan devia dr pontianak.. 
1. Saya dan suami LDR dan brtemu tiap 2 minggu sekali trkadang 1 minggu sekali.. Komunikasi kami lbh banyak via tulisan baik berupa sms maupun WA.. Sedangkan rumus yg di gunakan dlm komunikasi 7 38 55 yaitu 55% bahasa tubuh.. Setiap hr memang kami selalu videocall namun trkadang kendala sinyal yg jelek.. Kalaupun pulang maka suami lbh banyak membersamai anak karena anak kami "lengket" jika bertemu ayahnya.. Adakah tips n trik buat kondisi yg saya alami biar komunikasi produktif antar pasangan bs trcapai..??
2. Dan untuk komunikasi produktif k anak, bagaimana kita mengatasi kebingungan anak karena trkadang kita sudah menerapkan komunikasi produktif namun lingkungan kita tidak mendukung..?? Anak saya 18 bulan.. Terima kasih sblmnya... πŸ™πŸ»

Jawaban:
πŸ‘© Mb Yuli Yuliani
1. Ini mungkin klasik tapi it's work😍 (dulu pernah LDR)  
πŸŽ—Perhatikan Kualitas Komunikasi Kualitas komunikasi tersebut ya harus yang dijaga, membuat satu sama lain merasa dihargai dan terlibat dalam keseharian.   
πŸŽ—Positive Thinking dan Jaga Mood.   Kalau sedang tidak mood,  istirahat sejenak nanti baru balas chatnya. 
2. ✅Kalau saya,  keluarga menjadi landasan utama anak. Insyaallah ketika orang tua berusaha mengerti anak,  anak akan berusaha untuk meniru orang tuanya. Anak 18 bulan masih belum terlalu main di luar. Jadi bisa diusahakan dari dalam rumah dikuatkan.


12⃣ Desy, Ketapang Pertanyaan: 
Bun, masih boleh titip pertanyaan?  
1. Anak saya usia 3 tahun kurang 2 bulan. Saat ini masih dalam proses agar bisa mahir bicara  Terkait mengubah interogasi menjadi kalimat observasi itu, jujur saya masih sering melakukannya. Saya sering menanyakan pada anak saya main apa di rumah, dsb. Apakah kalimat observasi itu cocok untuk anak yang masih dalam tahapan belajar berkomunikasi?  
2. Kadang anak saya juga merasa kesal akan suatu hal, biasanya ia langsung memukul saya sebagai bentuk ketidaksetujuannya. Ketika itu terjadi saya tanya kepadanya apakah dia sedang marah dan mencoba mengalihkan perhatiannya. Apakah yang saya lakukan sudah tepat? Jika belum sebaiknya apa yg harus saya lakukan? Bagaimana caranya agar saya bisa memahami keinginannya saat ia emosi?  Terima kasih

Jawaban:
πŸ‘© Mb Yuli Yuliani
1. Bisa bunda,  anak-anak bisa dilatih menamai perasaannya sendiri seperti : adik kelihatan senang,  coba cerita apa yang membuat senang? Nanti anak2 akan mengekspresikan senangnya dengan apa yang telah mereka lakukan.
2. Silahkan dicoba 11 kaidah komunikasi produktif bunda. Nanti dilihat hasilnya di t10* Terima kasih.

13⃣Orin / pontianak . Bagaimana cara menegur anak 2 tahun dengan komunikasi yg benar. Anak saya kalau di tegur langsung ke pojokan merajuk. ☺ trims

Jawaban:
πŸ‘© Mb Yuli Yuliani
Biarkan anak tenang dahulu,  kemudian dicoba untuk menggunakan kaidah 11 komunikasi produktif. Bisa coba dipraktekan nanti di t10 hari. ✊
-Closing-

πŸ‘© Mb Syarifah Thiqa
Kadangkala Emosi Mengantarkan kita pada titik tidak mampu mengungkapkan apa yang kita inginkan atau menerima tanggapan yang tidak kita inginkan ... Tetapi balik lagi .,kita punya kedua tangan untuk kembali meminta kepada sang yang empunya hati ..,yaitu Do'a ..  redamkan emosi dalam doa agar kita mampu menggendalikan pelana *emosi*   peluk sayang buat bunda 2 kece malam ini dan jangan lupa berdoa   πŸ‘πŸ»πŸ‘πŸ»πŸ‘πŸ» tepuk tangan buat kita semua 😍😍😍  terima kasih semuanya  tusbihina 'alala khair semua akan baik baik saja

πŸ‘© Mb Yuli Yuliani
Iya mbak.. Berdo'a mampu mengendalikan emosi noted

Tidak ada komentar:

Posting Komentar