Minggu, 29 April 2018

Jangan Marah, Ya!

“Afkar … Afkar … Ayo, main!” terdengar suara teman-teman Afkar dari luar rumah.

Afkar membuka pintu dan menyapa mereka, “Eh teman-teman, main di rumahku aja ya. Kak Daniya lagi buat prakarya dari kulit jeruk. Bisa dibuat mobil-mobilan lho.”

“Wah, boleh lah. Sekalian kita belajar ya,”  kata Azzam mengiyakan permintaan Afkar.

Azzam, Hanif, dan Alif masuk ke rumah Afkar. Mereka segera menuju halaman belakang, tempat di mana Daniya sedang memotong-motong kulit jeruk Bali.

“Kak Daniya, ajarin kita membuat mobil-mobilan ya.” Azzam dan Hanif mendekati Daniya dengan membawa beberapa kulit jeruk yang diberikan Afkar.

“Aku juga mau, Kak.” Alif ikut duduk dekat Hanif dengan membawa beberapa kulit jeruk Bali.

“Boleh. Pertama-tama siapkan Kulit jeruk Bali yang berwarna hijau dan tusuk sate atau lidi ya. Terus potong kulit jeruk membentuk roda, atap, alas dan bagian samping mobil seperti ini.” Daniya memperlihatkan contoh mobil-mobilan milik Afkar.

“Aku lihat, Kak.” Azzam mengambil mobil-mobilan yang ada di depan Daniya tersebut.

“Aku duluan yang lihat.” Alif menarik mobil-mobilan dengan paksa.

“Aku duluan.” Azzam tak mau kalah.

Keduanya saling tarik-menarik tidak ada yang mengalah. Dan tiba-tiba tanpa diminta, mobil-mobilan itu berhamburan kerangkanya ke sana-kemari.

Afkar yang melihat mobil-mobilannya rusak parah langsung marah dengan nada tinggi.

“Azzam, Alif kalian ya. Ini kan mobil-mobilanku? Kok dirusak? Aku nggak mau main dulu ah hari ini. Kalian pulang saja!” Afkar kesal sekali. Hasil kerja kerasnya dari tadi hancur berantakan.

“Ini nih, gara-gara Alif merebutnya dari aku.” Azzam juga ikut kesal.

“Kamu sih, pelit banget. Aku lihat sebentar saja, nggak boleh.” Alif tak mau kalah.

Semua saling menyalahkan. Tidak ada yang mau mengalah. Akhirnya, Daniya yang melihat pertengkaran anak-anak itu tak usai-usai, ia segera melerai mereka.

“Sudah jangan saling menyalahkan. Tidak baik marah-marah itu. Afkar, Alif, Azzam ayo saling meminta maaf.” Daniya mendekati mereka.

“Ehmm …” semuanya diam tak bergeming.

“Ayo, marah-marah itu merugikan diri sendiri lho. Rasulullah pun melarang kita marah-marah.”

Untuk beberapa saat mereka saling diam. Afkar diam-diam mendekati kedua temannya.

“Maafin Afkar ya, Zam, Lif.” Afkar mengulutkan tangannya.

“Sama-sama, Afkar. Kami juga minta maaf, kami tidak seharusnya rebutan,” ujar Azzam dan Alif berbarengan.

“Alhamdulillah, ayo kita teriuskan lagi membuat mobil-mobilannya.” Daniya duduk kembali di tempat tadi ia membuat karya.

Akhirnya mereka bisa bermain dan belajar lagi dengan bahagia, plus dapat oleh-oleh mainan yang mereka buat.

#30DEM
#30daysemakmendongeng
#day25

Tidak ada komentar:

Posting Komentar