Tiba-tiba dari arah pulau terlihat setitik cahaya mendekati kami. Ternyata beliau adalah pak Manto, yang sejak tadi sepertinya memantau keadaan kami.
"Sepertinya ada badai laut, Pak. Sehingga perahu-perahu itu belum bisa berlayar dari Karangsong. Semoga pagi nanti sudah bisa merapat," kata pak Manto kepada pak Arif.
"Untuk sekarang, Bapak Ibu dan Adik-adik semuanya silahkan beristirahat dulu di pondokan belakang pantai ini. Cuaca tidak memungkinkan untuk istirahat di sini." Ajak pak Manto kepada kami yang memang sudah menggigil kedinginan.
Akhirnya mendekati sekitar pukul 03.30 kami masuk ke pondokan, terpisah antara pondokan putra dan putri. Aku dan bu Anita memandu anak-anak untuk istirahat sejenak di sana, menunggu Subuh juga.
***
Pagi pun datang. Kami segera berkumpul di darmaga, disambut sang mentari dan udara yang mulai menghangat. Ombak juga sudah tidak terlalu besar.
Dalam harap dan ketidakpastian perahu yang akan menjemput kami, kami gunakan untuk ngobrol-ngobrol santai dengan teman-teman kecil. Walaupun masih kelas 2 SMP, mereka mandiri dan tidak manja. Mereka dibesarkan dengan didikan kepemimpinan yang kuat melalui projek-projek yang ada di sekolah.
Jam 09.00 pagi, barulah perahu yang kami nantikan akhirnya datang. Semua peserta bersiap untuk menaiki perahu.
"Teman-teman, Alhamdulillah perahu yang kita nantikan sudah datang. Setiap orang diharuskan memakai pelampung, yang sudah siap silahkan masuk perahu." Pak Arif tak lelah memberikan instruksi untuk kami.
***
Empat jam berlalu, perahu kami tiba di Karangsong. Kami istirahat untuk salat dan makan, sebelum akhirnya kami naik bus untuk kembali ke Bogor.
Kami pesan nasi lengko di warung terdekat. Nasi lengko makanan khas indramayu, merupakan nasi yang ditaburi dengan toge yang direbus air panas, irisan tempe dan tahu, irisan timun, seledri, kecap, kerupuk, bawang goreng dan sambal kacang, ada juga yang ditaburi irisan telur dadar. Dengan keadaan perut yang lapar, rasanya nasi ini begitu enak.
***
Jam 15.00 kami siap untuk kembali ke Bogor dengan menaiki bus umum. Bus Luragung yang biasa membawa penumpang dari Indramayu ke Bogor. Bus tercepat yang pernah kami naiki.
Selamat tinggal Indramayu, pulau Biawak. Terima kasih, kami banyak belajar dan wawasan di sana. Perjalanan yang sangat menyenangkan dan akan selalu dikenang.
"Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebahagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur."
(Luqman : 31)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar