Setelah keliling-keliling, dapatlah 3 buah kaos, 1 celana levis dan 2 sepatu buat aa, sedangkan untuk teh Iya mamah dapat 1 kaos panjang dan 2 celana panjang karena memang teh Iya lebih butuh celana daripada kaos panjang yang lumayan masih ada beberapa yang bisa dipakai.
Setelah selesai belanja, perut kami pun merasa keroncongan memaksa untuk mencari makanan yang mengenyangkan sekitaran mall. Kami lebih memilih tempat makan di luar dekat mall yang masih seatap dengan mall daripada makan di foodcourt mallnya. Kami mencari-cari tempat yang kira-kira nyaman dan akhirnya jatuh pilihan ke Solaria. Segera kami pesan dan makan dengan lahap di sana.
Jam sudah menunjukkan waktu shalat Ashar, kami segera menuju mushalla untuk menunaikan kewajiban ini. Sebelum ke mushalla, kami melewati ruang menyusui, ayah mengusulkan agar mamah sama anak-anak menunggu di ruang menyusui saja biar lebih nyaman karena bawa barang-barang di trolly, sedangakan musholla ada di luar mall. Shalatnya kami gantian. Mamah setuju untuk menunggu di ruang menyusui biar mamah bisa menyusui aa juga.
Ayah segera berangkat ke musholla, mamah pun masuk ke ruang menyusui. Seketika tiba-tiba ada rasa mual yang menyeruak karena bau asap rokok yang membuat pening di kepala. Niat hati ingin nyaman tapi yang ada malah pening dengan baunya. Apalagi ada anak-anak yang harus jauh dari asap rokok. Jadilah mamah tidak jadi masuk ke ruang menyusui.
Sangat disesalkan ruang yang harusnya steril dari asap rokok, malah ada puntung rokok bertebaran di sana. Aneh, padahal mall ini kan ber AC, kok ya merokok di tempatnya kalau mau. Bisa jadi bukan hanya mamah yang mau menyusui di sana, pada akhirnya nggak jadi menyusui gara-gara bau asap rokok.
Ruang menyusui itu, berubah fungsinya dan mamah sangat gemas dibuatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar