Senin, 16 April 2018

Ayo, Kita Menabung!

Fatimah sedang bersiap-siap ke sekolah. Hari ini ia terlihat lebih bersemangat menghabiskan sarapannya. Ia ada janji dengan Lili dan Raihana untuk membicarakan proyek kecil-kecilan mereka pagi ini sebelum masuk kelas.

Setelah sarapan Fatimah segera pamitan sama bunda dan mencium tangan milik bunda.

“Bun, Fatimah berangkat sekolah dulu ya. Doakan lancar pelajarannya di sekolahnya. Assalamu’alaikum.”

Dengan riang Fatimah menyusuri jalan kecil untuk menuju sekolahnya. Ia memang sangat menikmati setiap paginya ketika berangkat ke sekolah.

***
“Assalamu’alaikum Lili, Raihana.” Fatimah tersenyum menyapa kedua temannya yang sudah terlebih dahulu sampai di kelasnya.

“Wa’alaikumsalam, Fatimah. Kita jadi kan lomba menabungnya?” Lili tidak sabar bertanya pada Fatimah yang baru saja duduk di kursinya.


“Iya, insyaallah kan mau berlatih menahan diri dengan menabung. Nih, aku mulai membawa bekal agar yang jajanku bisa ditabung.” Fatimah memperlihatkan kotak makannya yang berwarna biru, warna kesukaannya.

“Aku juga bawa bekal,” kata Lili. “Wah samaan kita pada bawa bekal.” Raihana ikut memperlihatkan bekal makannya.

“Eh kita lomba banyak-banyakin tabungannya, yuk! Buat semangat.” Lili mengusulkan idenya.

“Boleh banget, Li. Kita nanti cari ide biar ada tambahan uang tabungannya biar banyak deh. Berapa lama waktunya?” Fatimah antusias.

“3 bulan ya.” Raihana ikut memberikan ide.

“Siap. 3 bulan deal y!” Semua mengacungkan kepalan tangannya tanda semangat.

***
Beberapa hari berlalu. Fatimah belum ada ide untuk bisa jualan apa. Sementara itu, Raihana dan Lili sudah jualan kue dan camilan di sekolah.

“Mungkin tabungan mereka sudah banyak,” pikir Fatimah.

Pulang sekolah Fatimah pulang bersama Nina tetangga rumahnya. Jarak sekolah dan rumahnya memang tidak terlalu jauh, bisa ditempuh dengan jalan kaki.

“Kenapa, Tim?” Nina penasaran karena Fatimah terlihat banyak berpikir dan melihat-lihat sekeliling mencari ide.

“Kira-kira jualan apa ya biar ada tambahan uang tabungan?” Fatimah seperti berbicara pada dirinya sendiri. Ia terus melirik ke kanan dan ke kiri mencari ide.

“Ahaaa… Aku dapat ide!” Fatimah riang. “Nanti siang ke rumahku ya, Nin. Bawa sepedanya!” Fatimah melirik ke arah Nina.

“Hemmm … Baiklah, insyaallah siang aku ke rumahmu setelah makan siang ya.”

***
Siangnya, terlihat Lili dan teman-teman lain sedang di lapangan. Mereka sedang asyik bermain engklek.

“Fatimah mana ya? Kok belum datang main?” Lili melihat ke arah Raihana.

Tiba-tiba datang Nina mengayuh sepedanya dengan riang. Terlihat sepedanya lebih mengkilat dan bersinar diterpa matahari.

“Nin, sepedanya baru ya? Kinclong selalu,” tanya teman-temannya.

“Nggak baru, kok. Ikut aku biar sepedanya kinclong juga.” Nina mengayuh balik sepedanya. Teman-teman yang lain mengikuti Nina.

***
“Wow, hebat Tim!” seru Lili ketika melihat siapa yang membuka jasa pencucian sepeda.

“Keren idenya, Tim,” kata Raihana menambahkan.

Ternyata Fatimah membuka jasa pencucian sepeda di depan rumahnya. Sudah banyak sepeda yang mengantri untuk dicucikan. Fatimah pun terlihat gesit mencuci sepedanya satu-persatu.

***
Tiga bulan berlalu, siang ini Fatimah dan teman-temannya berkumpul di saung dekat rumah Fatimah. Mereka membawa celengan masing-masing, kerja keras mereka selama 3 bulan.

Selain mereka bertiga, terlihat ada Nina dan Sarah teman sepermainan mereka di sekolah.

“Aku dan Sarah yang akan menghitung jumlah uangnya ya. Kalian tidak boleh mengintip!” Nina terkekeh, jari telunjuknya digerak-gerakkan ke kanan dan ke kiri.

Setelah beberapa menit berlalu, kedua teman Fatimah tersebut telah selesai menghitung jumlah tabungannya masing-masing.

“Kita umumkan sekarang ya, Nin.” Sarah mengambil kertas hasil penghitungan mereka.

“Juara ketiga dengan jumlah tabungan Rp455.000,00 diraih oleh Lili.” Sarah bertepuk tangan diikuti oleh yang lainnya.

“Alhamdulillah, banyak juga ya.” Lili bersorak kegirangan.

“Juara kedua siapa ya? Hemm…”

“Juara kedua dengan jumlah tabungan Rp565.000,00 diraih oleh Raihana.” Sarah kembali bertepuk tangan.

“Wow… pemenangnya ketahuan ya. Fatimah dengan jumlah tabungan Rp715.000,00. Keren Tim!” Sarah bersorak.

***
Fatimah siap-siap tidur, ayah dan bundanya duduk di pinggir ranjang Fatimah. Ia menceritakan semua kejadian tadi siang ke ayah bundanya.

“Akhirnya Tim mentraktir teman-teman, Yah, Bun. Membelikan mereka es krim dan donut. Senangnya berbagi.” Fatimah menutup ceritanya dengan tersenyum.

“Iya, Nak. Baca doa sebelum tidur dulu ya.”

“Iya, Yah. Selamat tidur ayah dan bunda. Bismikallahumma Ahyaa wa Amuutu.” Fatimah menutup matanya untuk beristirahat.

#30DEM
#30daysemakmendongeng
#day16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar