Selamat pagi teman-teman...:)
Hari ini terlihat cerah, dengan berbagai kumandang lagu didengarkan dari pengeras suara sekolah. Udara segar meliputi seluruh denyut nadi. Subhanallah..pagi ini sungguh indah.
Hari ini aku mengingat beberapa hal yang terlupa. Ingin menuangkan satu catatan yang pernah aku kirim nih untuk sekolah alam...tapi masih jauh dari bagus :)...
Kita memahami bahwa
orang-orang yang signifikan dalam
hidup adalah orang yang mewariskan nilai-nilai yang selalu diamalkan dan
dilaksanakan oleh orang lain. Orang-orang yang membuat hidup lebih hidup itu
adalah yang keseluruhannya adalah para pendidik (guru). Guru yang berharga yang
diingat oleh murid adalah guru yang bisa mengajarkan dengan hati, bukan sekedar
mengajar dan memberikan materi tanpa memberikan arti apa-apa dalam hati
muridnya. Seperti yang dikatakan oleh ustdz Abu Bakar, bahwa sebagai seorang
guru selayaknya pandanganya terhadap muridnya itu bukan pandangan ‘ain
tapi harus berpandangan bashor, pendengarannya bukan
pendengaran udzun tapi harus dengan pendengaran sam’i, perasaannya bukan
dengan qolbu tapi dengan perasaan fuadh.
Apa sebenarnya yang membedakan
antara ‘ain dengan bashor, udzun dengan sam’i
ataupun qolbu dengan fuadh. Walaupun dalam makna harfiah,
semuanya memiliki makna yang sama, tetapi implikasi dalam tindakan seorang guru
itu akan berbeda. Hal yang paling penting dalam perbedaan ketiganya itu adalah
terkait dengan hati. Guru yang berpandangan bashor, ia akan melihat
murid yang dikatakan “nakal” tidak dengan kenakalannya, tetapi melihat murid
itu adalah murid yang ingin lebih mengetahui dan merasa jemu dengan cara
pengajaran kita sebagai guru.
Sehingga seyogyanya
guru yang sudah bisa mempraktekan bashar, sam’ dan fuadh mereka akan memiliki banyak
variasi dalam mengajar. Mereka ingin selalu menyenangkan anak dalam hal
pengajaran dengan cara-cara yang unik dan tepat di hati muridnya. Muridnya akan
menangkap materi yang diberikan gurunya dengan senang hati dan tidak merasa
jemu. Bukan kah ini yang sebenarnya diharapkan seorang guru?
Guru-guru yang
mencerahkan adalah guru-guru yang mampu memberikan perubahan kepada perserta
didik, sehingga mereka diikuti, digugu dan ditiru. Lalu, bagaimana sebenarnya
cara memberikan pengajaran yang unik dan menarik? Hemm…salah satu kuncinya yang
sering dipraktekan di Sekolah Alam ini
adalah memberikan pengajaran dengan berbagai display dan game untuk para
muridnya. Mereka memiliki teknik-teknik berkomunikasi yang menyenangkan
sehingga pembelajaran senantiasa ditunggu-tunggu oleh para siswanya.
Dari pengalaman yang
saya lihat, salah satu contoh ide yang
menarik adalah saat pertama kali datang ke Sekolah Alam ini, anak-anak diminta turun ke sungai dengan kelompok
yang sudah ditentukan, kemudian mereka diberikan alat berupa batu untuk
melempar botol yang dijejerkan pada kayu yang dibentangkan sebagai jembatan.
Dimana dalam botol tersebut didalamnya ada beberapa pertanyaan yang bisa
dijawab ataupun dipraktekan. Jarak antara anak-anak dengan jembatan kayu
sekitar 2 meter, sehigga anak-anak akan berusaha untuk melempar dengan batu dan
bisa menjatuhkan salah satu botol yang dijejerkan tersebut. Botol yang kena pukulan
batu, akan dibuka dan dibacakan soalnya. Anak-anak yang bisa menjawab akan
diberikan skor nilai dan diberikan reward. Inilah sepotong ide yang sangat
menyenangkan dan mencerahkan, hal yang
terpenting dalam permainan ini adalah
anak-anak tidak merasa bahwa mereka sedang belajar atau sedang diuji. Mereka
dengan tawanya dan keusilannya masing-masing bisa menangkap materi pelajaran
dengan rileks.
Begitulah, kehidupan
ini adalah obor yang harus selalu menyala sebelum kemudian kita serahkan kepada
generasi berikutnya. Dengan guru-guru yang unik dan menyenangkan, insyaallah kita bisa memberikan obor
ini dalam keadaan menyala dan menjadikan peradaban yang lebih baik. Aamiin
ya rabbal ‘aalamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar