Selasa, 05 Februari 2013

Guru yang Mencerahkan :)

Assalamu'alaikum Wr.Wb...
Selamat pagi teman-teman...:)

Hari ini terlihat cerah, dengan berbagai kumandang lagu didengarkan dari pengeras suara sekolah. Udara segar meliputi seluruh denyut nadi. Subhanallah..pagi ini sungguh indah.

Hari ini aku mengingat beberapa hal yang terlupa. Ingin menuangkan satu catatan yang pernah aku kirim nih untuk sekolah alam...tapi masih jauh dari bagus :)...


Kita memahami bahwa orang-orang yang signifikan dalam hidup adalah orang yang mewariskan nilai-nilai yang selalu diamalkan dan dilaksanakan oleh orang lain. Orang-orang yang membuat hidup lebih hidup itu adalah yang keseluruhannya adalah para pendidik (guru). Guru yang berharga yang diingat oleh murid adalah guru yang bisa mengajarkan dengan hati, bukan sekedar mengajar dan memberikan materi tanpa memberikan arti apa-apa dalam hati muridnya. Seperti yang dikatakan oleh ustdz Abu Bakar, bahwa sebagai seorang guru selayaknya pandanganya terhadap muridnya itu bukan pandangan ‘ain tapi harus berpandangan bashor, pendengarannya bukan pendengaran udzun tapi harus dengan pendengaran sam’i, perasaannya bukan dengan qolbu tapi dengan perasaan fuadh.

Apa sebenarnya yang membedakan antara ‘ain dengan bashor, udzun dengan sam’i ataupun qolbu dengan fuadh. Walaupun dalam makna harfiah, semuanya memiliki makna yang sama, tetapi implikasi dalam tindakan seorang guru itu akan berbeda. Hal yang paling penting dalam perbedaan ketiganya itu adalah terkait dengan hati. Guru yang berpandangan bashor, ia akan melihat murid yang dikatakan “nakal” tidak dengan kenakalannya, tetapi melihat murid itu adalah murid yang ingin lebih mengetahui dan merasa jemu dengan cara pengajaran kita sebagai guru.

Sehingga seyogyanya guru yang sudah bisa mempraktekan bashar, sam’ dan  fuadh mereka akan memiliki banyak variasi dalam mengajar. Mereka ingin selalu menyenangkan anak dalam hal pengajaran dengan cara-cara yang unik dan tepat di hati muridnya. Muridnya akan menangkap materi yang diberikan gurunya dengan senang hati dan tidak merasa jemu. Bukan kah ini yang sebenarnya diharapkan seorang guru?

Guru-guru yang mencerahkan adalah guru-guru yang mampu memberikan perubahan kepada perserta didik, sehingga mereka diikuti, digugu dan ditiru. Lalu, bagaimana sebenarnya cara memberikan pengajaran yang unik dan menarik? Hemm…salah satu kuncinya yang sering dipraktekan di Sekolah Alam ini adalah memberikan pengajaran dengan berbagai display dan game untuk para muridnya. Mereka memiliki teknik-teknik berkomunikasi yang menyenangkan sehingga pembelajaran senantiasa ditunggu-tunggu oleh para siswanya.

Dari pengalaman yang saya lihat, salah satu contoh ide yang  menarik adalah saat pertama kali datang ke Sekolah Alam ini, anak-anak diminta turun ke sungai dengan kelompok yang sudah ditentukan, kemudian mereka diberikan alat berupa batu untuk melempar botol yang dijejerkan pada kayu yang dibentangkan sebagai jembatan. Dimana dalam botol tersebut didalamnya ada beberapa pertanyaan yang bisa dijawab ataupun dipraktekan. Jarak antara anak-anak dengan jembatan kayu sekitar 2 meter, sehigga anak-anak akan berusaha untuk melempar dengan batu dan bisa menjatuhkan salah satu botol yang dijejerkan tersebut. Botol yang kena pukulan batu, akan dibuka dan dibacakan soalnya. Anak-anak yang bisa menjawab akan diberikan skor nilai dan diberikan reward. Inilah sepotong ide yang sangat menyenangkan dan mencerahkan, hal  yang terpenting dalam permainan ini  adalah anak-anak tidak merasa bahwa mereka sedang belajar atau sedang diuji. Mereka dengan tawanya dan keusilannya masing-masing bisa menangkap materi pelajaran dengan rileks.

Begitulah, kehidupan ini adalah obor yang harus selalu menyala sebelum kemudian kita serahkan kepada generasi berikutnya. Dengan guru-guru yang unik dan menyenangkan, insyaallah kita bisa memberikan obor ini dalam keadaan menyala dan menjadikan peradaban yang lebih baik. Aamiin ya rabbal ‘aalamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar