Kesyukuran itu mendekatkan pada kekuatan jiwa dan bathin. Ini menurut pendapatku, sesuai dengan perasaan yang aku rasakan.
Sederhananya begini. Ketika aku melupakan "nikmat" dan lupa "bersyukur" dalam do'aku setelah shalat, entah karena beberapa hal atau kesibukan, itu akan sangat berdampak dalam kekuatan diri sendiri dan jiwaku. Aku pernah merasakan "rendah diri" yang sangat karena aku lupa mensyukuri nikmatNya. Aku seperti terasing dalam ketidakberdayaanku sendiri. Aku merasa aku tak bisa apa-apa. Aku bahkan merasakan "iri" dan "cemburu" dengan makhlukNya yang lain. Hemmm...sungguh ini, sangat membuatku terbebani dan merasakan hilang "kelebihan"ku sebagai mahkluk Allah.
Astaghfirullah...
Mulai sekarang, aku berusaha dengan sekuat tenaga untuk selalu menekuri nikmatNya, demi kebaikan "hati"ku dan demi kebaikan "jiwa"ku. Dalam setiap do'a, aku mencoba mengawali do'aku dengan mensyukuri nikmatNya atas kesehatan, udara, teman, kebaikan dan orang tua serta lingkungan yang baik yang Allah curah limpahkan tiada henti untuk hambaNya ini yang dhaif ini.
Ya begitulah...
Bagiku, kesyukuran adalah modal yang utama untuk memperkuat jiwa kita agar terhindar dari rasa "rendah diri" dan "kesombongan" dalam menjalani hidup ini. Kesyukuran adalah sesuatu pengingat untuk selalu menjadikan hati bahagia dan bersyukur.
Pada akhirnya, kesyukuran adalah alat untuk menghantarkan "rasa bahagia" yang harus terus kita jaga dalam hidup. Tanpa kesyukuran, kita hampa dan seolah tak berarti :)..
kata2nay menyejukkan hati....
BalasHapus