Kamis, 28 Desember 2017

Kenapa Saya Harus Menulis?

Ikrar KMO

Oleh : Yuli Yuliani

Ada banyak alasan kenapa seseorang mendedikasikan hidupnya menjadi penulis. Penulis dalam ketidakhadiran fisiknya mampu menginspirasi banyak orang,  menjadikan hidupnya bermanfaat dengan aliran kebaikan yang tak bisa dibendung. Setidaknya, itulah yang saya pikirkan ketika saya menorehkan salah satu impian saya untuk menjadi penulis.


Iya, salah satu impian saya sejak beberapa tahun lalu adalah menjadi penulis dengan sejuta harapan yang membuncah di dada. Harapan bisa menginspirasi, yang pada akhirnya bisa memberi manfaat untuk orang sekitar kita. Dengan keterbatasan usia manusia, menjadi penulis penebar kebaikan akan menjadikan"hidup" kita lebih lama dari usia kita sendiri. Aliran kebaikan terus berlimpah, setiap detiknya tak terbendung.

Sejatinya penulis itu bisa menghidupkan jiwa-jiwa yang bahkan sudah tidak ada wujudnya. Memercikan api yang semula padam,  menggairahkan jiwa-jiwa yang semula terlena. Ya.. Itulah impian besar saya ketika ikut larut dalam gelombang dahsyat seorang yang menyebut dirinya penulis.

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Dengan tulisan, saya ingin berinvestasi dengan amalan yang tidak terputus melalui ilmu yang bermanfaat. Jika suatu hari saya dipanggil,  mungkin amalan inilah nanti yang akan menjadi saksi secuil kebaikan yang mengantarkan ruh saya bertemu RabbNya. Tangan akan menjadi saksi,  betapa saya berusaha untuk menebar benih kebaikan melalui tangan yang kadang lelah untuk menorehkan kata.

Tak pernah tahu bukan, kalau ternyata dalam belahan lain, ada orang yang sedang terseok,  kemudian ia berusaha berdiri tegak ketika membaca tulisan yang pernah kita toreh. Tak pernah ada yang tahu!

Jadi, kenapa saya harus menulis?

Pada hakikatnya, apapun tujuan kita menulis, sepanjang dilakukan dengan tujuan yang baik dan niat karenaNya, Insya Allah akan menghasilkan aliran kebaikan bagi penulis dan orang sekitarnya.

Menulis adalah cara terbaik untuk mengingatkan diri sendiri sebelum akhirnya akan berpengaruh untuk orang lain. Sejatinya, menulis adalah menasihati diri sendiri, karena semua yang kita tulis kebaikan atau keburukan akan kembali kepada penulisnya sendiri.

Yuk menulis! Karena ada banyak alasan untuk tetap menulis. Sekaranglah saatnya kita maksimalkan potensi menulis kita, sambil terus menerus belajar dan memperbaiki kualitas tulisan sepanjang masa.

Semoga kita bisa menjadi sebaik-baik manusia dengan kebermanfaatan kita melalui torehan tinta sepanjang usia.

“Sebaik-baik manusia di antara kamu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.” (H.r. Bukhari)

#KMOmateri1

2 komentar:

  1. Tulisannya dibukukan, ide bagus kak 😅

    BalasHapus
  2. Terima kasih sudah berkunjung mbak, insyaallah semoga ada kesempatan untuk menulis buku. Aamiin

    BalasHapus