Kamis, 11 Januari 2018

Pentingkah Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak


Mungkin Kita pernah dengar pesta seks gay yg terjadi di kelapa gading atau pernikahan sesama Jenis yang terjadi di Bali.  Mengapa penyimpangan seksualitas semakin marak terjadi? Hal ini disebabkan penyimpangan fitrah keimanan, fitrah seksualitas, kurangnya peran ayah atau bunda dalam membersamai anak sebelum aqil baligh serta faktor lingkungan ikut andil.

Untuk itu sangatlah penting mendidik Fitrah seksualitas. Pendidikan fitrah seksualitas tentu berbeda dengan pendidikan seks. Memulai pendidikan fitrah seksualitas tentu pada awalnya tidak langsung mengenalkan anak pada aktivitas seksual, seperti masturbasi atau yang lainnya.
   Ada tahapan dalam mengenal fitrah seksualitas ini. Utk tahapan 0-6 thn Dan 11-14 thn sdh pernah dibahas sblmnya. Kami akan lbh membahas fitrah seksualitas untuk umur 7-10 thn. Utk 7-10 thn anak berubah dari egosentris menjadi sosio sentris di saat yang sama ada perintah Sholat.
  Maka bagi para ayah, tuntun anak untuk memahami peran sosialnya, diantaranya adalah sholat berjamaah, bermain dengan ayah sebagai aspek pembelajaran untuk bersikap dan bersosial kelak, serta menghayati peran kelelakian dan peran keayahan di pentas sosial lainnya.
  Wahai para Ayah, jadikanlah lisan anda sakti dalam narasi kepemimpinan dan cinta, jadikanlah tangan anda sakti dalam urusan kelelakian dan keayahan. Ayah harus jadi lelaki pertama yang dikenang anak anak lelakinya dalam peran seksualitas kelelakiannya. Ayah pula yang menjelaskan pada anak lelakinya tatacara mandi wajib dan konsekuensi memiliki sperma bagi seorang lelaki.
  Begitupula anak perempuan didekatkan ke ibunya agar peran keperempuanan dan peran keibuannya bangkit. Maka wahai para ibu jadikanlah tangan anda sakti dalam merawat dan melayani, lalu jadikanlah kaki anda sakti dalam urusan keperempuanan dan keibuan.
  Ibu harus jadi wanita pertama hebat yang dikenang anak anak perempuannya dalam peran seksualitas keperempuanannya. Ibu pula orang pertama yang harus menjelaskan makna konsekuensi adanya rahim dan telur yang siap dibuahi bagi anak perempuan.
   Jika sosok ayah ibu tidak hadir pada tahap ini, maka inilah pertanda potensi homoseksual dan kerentanan penyimpangan seksual semakin menguat.
  Media edukasi yang dapat digunakan adalah Buku, dongeng atau cerita, atau tontonan yg mendidik.

Tanya Jawab :

Materi dan diskusi di kelas bunda sayang Sulawesi bersama bunda Erna Suartati dan bunda Ainnur Diinasyah pada tanggal 10 Januari 2018.

#Day6
#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#FitrahSeksualitasAnak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar