Sabtu, 31 Maret 2018

Suka Menolong

Sumber: Pinterest 

Pagi hari di ruang makan sebuah keluarga, terlihat masing-masing anggota keluarga sedang sibuk sarapan.

Selesai sarapan, Nadia pamit ke bunda untuk berangkat ke sekolah, “Bunda, Nadia berangkat sekolah dahulu ya.”

“Iya, Nadia hati-hati di jalan ya.” Bunda melambaikan tangan.

Dengan semringah, Nadia berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki. Letak sekolahnya tidak terlalu jauh dari rumah. Sekitar 500 meter  dari rumahnya.

“Assalamu’alaikum, Nad.” Karin teman sekelasnya menyapa. Mereka bertemu 10 meteran sebelum pintu gerbang. Teman-teman yang lain juga menyapa Nadia.

Ketika Nadia hampir mendekati pintu gerbang, tiba-tiba dari belakang Nadia, ada seseorang yang lewat tetapi tidak menyapa seperti teman yang lainnya.

“Assalamu’alaikum, Nida.” Nadia menyapa duluan temannya yang tadi melewatinya.

“Ih, dia kan sombong, Nad. Tidak usah disapa,” kata Karin berbisik.

Nida hanya melihat ke arah Nadia sekilas. Tidak ada senyum dan tidak ada balasan salamnya. Karena pandangannya ke arah Nadia, tanpa disengaja Nida menabrak gerbang sekolahnya.

“Bruk..” Suara badan Nida terbentur gerbang.

“Aw.. Sakiit,” katanya.

Nadia yang melihat Nida sedikit terhuyung, segera membantu Nida dengan menggandengnya.

“Kamu tidak apa-apa, Nid?” tanya Nadia membantu Nadia berjalan.

“Ah, tidak apa-apa kok, Nad. Terima kasih sudah menolongku.” Nida sedikit tersenyum.

Bel sudah berbunyi, semua murid-murid Sekolah Madani memasuki kelas.

***
Di kelas Nadia.

“Anak-anak hari ini kita akan menggambar hitam putih ya. Tidak harus pakai pensil warna. Ibu kasih waktu 30 menit untuk menggambar. Setelah itu, silahkan dikumpulkan untuk dinilai.” Ibu Maryam, guru pelajaran SBK memberikan tugas.

Nadia segera mengambil buku gambar dan pensilnya. Ia mulai mencari ide yang akan digambar.

Tiba-tiba, mata Nadia tertuju ke arah Nida yang sepertinya sedang sibuk mencari sesuatu di tasnya.

“Nid, kenapa?” tanya Nadia.

“Aduh, pensilku ketinggalan di rumah.” Nida mulai terlihat panik.

“Sepertinya aku bawa dua, Nid. Sebentar ya aku cari dulu.” Nadia mengambil pensilnya dari tempat pensilnya.

“Ini, Nad.” Nadia menyerahkan pinsilnya ke tangan Nida.

“Terima kasih, Nad.”

Bel pulang telah berbunyi. Semua murid-murid kelas Nadia segera mengumpulkan hasil menggambarnya.

“Nad, ini pensilnya. Terima kasih ya, sudah banyak menolongku hari ini. Maafkan sikapku tadi pagi.” Nida tersenyum dan menyalami Nadia dengan hangat.

#30DEM
#30daysemakmendongeng
#day5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar