Minggu, 22 April 2018

Serunya Bermain Sains Gunung Meletus

Sumber: rebanas.com

“Ayo anak-anak, siapa yang tahu apa itu bencana alam?” Ibu guru Meli, wali kelas Azzam mengawali pelajaran dengan bertanya kepada anak-anak TK Multazam.

“Peristiwa alam yang memberikan dampak besar bagi manusia, Bu,” jawab Fatimah sambil mengangkat tangannya.

“Bagus, Tim. Nah, contoh bencana alam itu seperti apa? Ada yang tahu, Anak-anak?” Ibu guru mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas.

“Banjir, Bu …”

“Tsunami, Bu …”

“Bagus, ada yang lain lagi?”

“Tanah longsor, Bu …”

“Iya hebat, Nad. Masih ada yang lainnya?”

“Gempa bumi, Bu …”

“Gunung meletus, Bu.” Azzam pun ikut menjawab antusias seperti teman-temannya yang lain.

“Wah, Anak-anak ibu hebat ya!” Ibu guru tersenyum dan mengacungkan jempolnya di depan kelas.

“Nah, hari ini kita akan melihat salah satu peristiwa bencana alam melalui percobaan sains. Ada yang pernah membuat percobaan simulasi gunung meletus?” Ibu guru seperti biasa mengedarkan pandangannya ke anak-anak.

“Belum, Bu.” Kompak anak-anak menjawab pertanyaan Ibu guru.

“Kita akan membuat simulasi gunung meletus, seperti apa itu gunung meletus. Ini, ibu sudah bawa bahan-bahannya. Siapa yang mau praktek ke depan? Berdua boleh.” Ibu guru berkeliling di kelas, matanya melihat ke semua anak-anak.

“Ayo, siapa yang mau maju? Jangan takut!” Ibu guru kembali mempersilahkan anak-anak untuk maju ke depan.

“Saya, Bu.” Azzam dan Gilang mengacungkan tangan berbarengan.

***
“Perhatikan ya, Anak-anak! Ini bahan yang ibu bawa untuk praktek gunung meletus di kelas. Pertama playdough yang berwarna hijau, kemudian 8 sendok makan baking soda, 4 sendok makan detergen, botol plastik (dipotong menjadi 2 bagian, bagian atas digunakan untuk membuat rangka gunung), pewarna makanan warna merah, kemudian cuka dan terakhir ini ada kardus bekas untuk alas, biar tidak kotor ya.” Ibu guru berhenti sebentar, sebelum akhirnya mengarahkan caranya.

“Nah, coba lihat, Anak-anak. Ayo, Zam ikutin petinjuk ibu ya. Cara membuatnya, pertama buat gunung dengan menggunakan playdough, gunakan botol bekas sebagai rangkanya. Tempelkan playdough di sekeliling botol bekas sampai membentuk gunung.”

Dengan cekatan Azzam mengikuti arahan dari ibu Meli. Tangannya sibuk meremas dan memukul-mukul playdough agar membentuk gunung.

“Selanjutnya, Lang. Ambil mangkok kecil, isi dengan baking soda dan deterjen. Aduk rata campuran tersebut lalu masukkan ke mulut gunung. Setelah itu teteskan pewarna makanan ke mulut gunung.”

Gilang juga dengan cekatan mengikuti semua petunjuk dari ibu guru.

“Ini yang terakhir, kita tuangkan cuka ke mulut gunung. Siap-siap lihat apa yang akan terjadi?” Bu Meli sengaja memperlambat aksinya, agar anak-anak antusias.

Semua mata anak-anak memandang tak berkedip, ada juga yang menutup telinganya rapat-rapat. Tapi semuanya memang sangat antusias untuk melihat gunung meletus.
“Woooow...gunungnya meletus.”

Anak-anak merasa takjub melihat lelehan busa berwarna merah meleleh keluar dari gunungnya.

Hari itu pun, anak-anak belajar dengan bahagia. Ternyata sains itu menyenangkan, begitulah yang ada di benak mereka.

“Sains bukan daftar fakta dan prinsip yang harus dipelajari dengan cara dihafal. Sains adalah cara melihat dunia dan mengajukan pertanyaan." F. James Rutherford.

#30DEM
#30daysemakmendongeng
#day20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar