Sabtu, 27 Februari 2021

Kue Cokelat Daniya

Hari Minggu pagi, Daniya kedatangan bibi dan pamannya dari Tasikmalaya. Bibi membawa sekotak kue coklat kesukaannya. 


“Ini kue kesukaan Daniya. Berbagi ya sama Kak Afkar!” Bibi menyerahkan kotak itu ke Daniya. Dengan riang Daniya mengambil kotak tersebut. Ketika paman paman dan bibi berbincang dengan ibu, diam-diam Daniya  membawa kue cokelat itu ke kamarnya. 


“Hemm … pasti enak sekali kue coklatnya,” katanya sambil meletakkan kotak tersebut di dalam lemari bajunya.


Setelah menyimpan kotak kue, Daniya kembali ke ruang tamu. Ia melihat Afkar sedang berbincang dengan paman dan Bibinya. 


“Kakak udah pulang?" Daniya melihat ke arah kakaknya sekilas. Kemudian ia memghampiri paman dan bibinya. "Bibi, paman … Daniya main ke rumah Salsa dulu ya, udah janjian mau main,” katanya sambil mencium tangan paman dan bibinya.


“Iya, Paman dan Bibi menginap kok di sini.” 


“Asyik!” Daniya pun berseru senang.


***

Siang hari, Daniya pulang bermain terlihat kelelahan. Ia lupa telah menyimpan kue coklatnya di lemari. Karena kelelahan, ia pun tertidur pulas sampai menjelang Asar. 


Sore hari setelah salat dan mandi, Daniya bermain dengan kakak dan pamannya di taman. Tak terasa waktu pun sudah malam hari, Daniya tertidur pulas di kamarnya. Sementara itu, kue coklat yang disimpan di lemari dimakan semut.


***

Pagi hari, Daniya teringat kue coklat yang disimpan di lemari bajunya.


“Ibuuuu …” Daniya berteriak karena melihat banyak semut dalam kuenya.


Tak lama ibu datang, disusul pamam, bibi, dan Afkar. Semua melihat kotak kue yang penuh dengan semut itu. Sementara Daniya menangis karena kuenya tidak bisa dimakan. 


"Ya, kuenya nggak bisa dimakan." Daniya terlihat kecewa. "Maaf ya, Kak. Tadinya Daniya mau makan sendiri kuenya." Daniya terlihat malu, ia pun menyembunyikan kepalanya di pangkuan ibu. 


Paman menghampiri Daniya dan berkata, “Daniya, ikut Paman, Yuk! Kita beli kue coklat ke supermarket.” 


“Asyiiik … Ayo, Paman!” Daniya tertawa senang.


***

Satu jam berlalu, mereka sudah sampai di rumah lagi. Daniya terlihat membawa plastik yang berisi dua kotak kue coklat.


Segera saja kue coklatnya dibuka dan dipotong-potong oleh Ibu. Dengan senang hati Daniya membagi-bagikan kuenya ke seluruh anggota keluarga.


“Terima kasih, Adek Daniya. Lain kali jangan disembunyikan lagi ya kuenya.” Afkar di depan pintu tertawa ke arah Daniya.


“Iya Kak. Mulai sekarang, Daniya mau berbagi kok,” serunya riang.


"Nah, gitu dong. Berbagi itu indah. Dengan berbagi, akan bertambah lagi rezekinya." Ibu memeluk Daniya dengan hangat. 


"Iya, Bu."


Daniya pun, sudah mendapatkan pelajaran dari sekotak kue itu. Kini ia berjanji, akan selalu berbagi. 


Semua tersenyum senang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar