Kamis, 01 Februari 2018

Ketika Alam Mengajari Kita Banyak Hal

Menjelajahi alam adalah hobi saya selain membaca novel dan menulis di blog. Ketika berada di alam terbuka, saya dapat merasakan jiwa yang lebih tersentuh dan pikiran yang lebih jernih. Itulah mengapa ketika menjelajah, perasaan religiusnya lebih terasah.

Beberapa kali melakukan pendakian ke Gunung Pangrango dan ekspedisi ke Pulau Biawak dengan tim outbond Sekolah Alam Bogor membuka mata saya bahwa perjalanan tidak hanya tentang fisik, tapi persiapan mental dan ilmu juga harus seimbang.

Persiapan fisik harus dipersiapkan sebelum mengadakan perjalanan, contohnya pendakian ke Gunung Pangrango. Sebelum melakukan pendakian, yang biasa tim outbond persiapkan adalah oleharaga fisik setiap tiga bulan sebelum pendakian. Olahraga secara bertahap dari yang ringan sampai lumayan berat. Biasanya dilakukan seminggu sekali latihannya pas kelas outbond.

Ketika mendekati H-3, barang-barang dibutuhkan untuk pendakian sudah mulai dicek tim outbond dibantu fasilitator. Saya sebagai fasilitator membatu mengecek barang-barang yang sudah dilist oleh panitia ekspedisi.

Barang-barang akan dibawa menggunakan carrier dan dikumpulkan sekolah. Kemudian nanti dipacking bersama di sekolah sesuai standar pendakian.

Dengan persiapan yang matang, mental anak-anak dan semua tim sudah siap untuk mendaki gunung yang memerlukan waktu sekitar 9 jam dari pos 1 pendakian di Kebun Raya Cibodas. 

Puncak Gunung Gede Pangrango 

Selain itu, karena perjalanan yang saya lakukan adalah perjalanan tim, maka sebagai pendamping tim harus betul-betul menguatkan tim terlebih dahulu. Jangan sampai ketika perjalanan, ritme pendakian tim tidak seimbang.

Perjalanan akan dibagi per group sekitar 6-8 orang per groupnya didampingi satu fasilitator setiap groupnya. Kebayangkan sebagai pendamping,  kami harus bisa menyemangati peserta pendakian, padahal fisik kami kadang tidak lebih baik dari peserta. Begitulah kami belajar untuk mengendalikan diri, agar ritme perjalanan kita seimbang dengan mereka. Jika ada yang kelelahan terlebih dahulu,  maka harus istirahat dulu bersama-sama. 

Selain pendakian, perjalanan yang berkesan lainnya adalah perjalanan ke Pulau Biawak mengajarkan, bahwa dalam perjalanan tim membutuhkan seorang yang ahli dalam budaya lokal tersebut. Hal ini untuk memudahkan ketika ada hal-hal yang boleh dan tidak boleh di wilyah tersebut.

Senja di Pulau Biawak

Senja di Eretan,  Indramayu 


Dermaga di Pulau Biawak,  Indramayu 

Alam dengan segala keindahannya akan menjadi "marah" ketika kita tidak bisa menjaganya. Maka seyogyanya seorang yang melakukan perjalanan di alam harus memperhatikan etika dalam perjalanannya. 

Perjalanan melihat alam akan membuat kita selalu merasa kecil dihadapanNya. Banyak hikmah yang bisa kita pelajari untuk hidup lebih baik. 

Semangat melakukan perjalanan! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar