Jumat, 13 April 2018

Cita-citaku

“Bunda, mana alat buat cek ya?” Daniya mencari-cari “alat buat cek” di kotak obat.

“Di atas meja, Sayang. Memang siapa yang mau dicek?” bunda masih menuangkan air putih ke dalam botol kaca untuk dimasukkan ke kulkas.

“Ini si Gaga sakit panas, Bun. Bu dokter mau periksa dulu.” Dengan cekatan Daniya memasukkan termometer ke ketiak Gaga Boneka Gajah.

“Ini si Gaha sakit tenggorokan, minum sirup terus nih,” katanya.

***
“Bun, obat luka mana? Ini Si Mimi Kelinci berdarah kakinya. Aku mau mengobatinya.”

“Bun, Kaki Mimi kena semut. Di mana ya obatnya?”

Begitulah, Daniya selalu sibuk menjadi ibu dokter untuk boneka-bonekanya. Ia memang bercita-cita menjadi dokter anak katanya.

Sebelum ia sibuk berperan menjadi dokter, ia pernah bertanya pada bunda tentang cita-cita. Rupanya Daniya lihat tentang cita-cita di laptopnya.

“Bun, cita-cita itu apa ya?” tanyanya.

“Cita-cita itu keinginan kita pada masa yang akan datang, Sayang.” Bunda berusaha menjelaskannya.

“Ooh..aku mau jadi apa ya nanti?” keningnya berkerut-kerut.

“Hemm …” Lucu wajah Daniya terus berpikir.

“Aha… Aku … mau jadi dokter aja deh. Aku mau memeriksa dan membantu yang sakit,” katanya.

Bunda yang mendengar pernyataan sulungnya agak terheran-heran, dari mana sulungnya mendapatkan kosakata yang  begitu mulia.

“Ah, Nak!” Semoga cita-citamu terkabul?,”  bunda Daniya diam-diam memanjatkan doa untuk sulungnya.

***
“Ahamdulillh, si Gaga Gajah sudah sehat nih, Bun. Dia nggak rewel, mau minum obatnya. Jadi, Alhamdulillah sekarang sudah bermain lagi.” Daniya tertawa senang karena Gaga sudah sehat katanya.

“Iya, Sayang. Semoga cita-cita Daniya terkabul ya untuk menjadi dokter anak. Bisa membantu anak-anak yang sakit.” Bunda membelai rambut Daniya dengan sayang.

#30DEM
#30daysemakmendongeng
#day18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar