Jumat, 26 Januari 2024

3 Tahap Utama Dalam Merawat Fitrah Iman Anak




Setiap anak yang lahir ke dunia ini sudah Allah install kan fitrah iman ke dalam hatinya. Fitrah yang menjelaskan setiap anak itu terlahir dalam keadaan beriman kepada Allah SWT. Sebagaimana Allah berfirman: 


Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", (QS. Al-Araf: 172)


Dengan ayat di atas, kita sebagai orangtua meyakini bahwa pada dasarnya setiap anak itu terlahir beriman kepada Allah. Tugas kita sebagai orang adalah merawat dan menumbuhkan potensi tersebut sejak dini. Mempelajari iman harus didahulukan sebelum mempelajari AlQuran. 


Dari Jundub bin ‘Abdillah, ia berkata, kami dahulu bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami masih anak-anak yang mendekati baligh. Kami mempelajari iman sebelum mempelajari Al-Qur’an. Lalu setelah itu kami mempelajari Al-Qur’an hingga bertambahlah iman kami pada Al-Qur’an. 

(HR. Ibnu Majah) 


Lalu bagaimana tahapan mendidik fitrah iman tersebut? 

 

Ada 3 tahapan utama mendidik firtah iman anak-anak menurut  Ibnu Taimiyah.  Tahapan ini bertahap sesuai usianya anak-anak. Maka, antara satu tahapan ke tahapan selanjutnya harusnya saling berkaitan. Harus menyelesaikan tahap pertama untuk mempermudah tahapa selanjutnya. Nah tahapan bisa cek di sini ya, Sisterfillah!


Tahapan Pertama: Ta'liif atau Mengikat Hati  (7 Tahun Pertama)


Pada fase ini, kelekatan dengan anak adalah tujuan utamanya. Itulah, mengapa Allah turunkan perintah menyusui pada fase ini. Menyusui merupakan modal utama ikatan batin antara anak dan orangtua. 


Menyusui bukan hanya sekedar menutrisi fisik,  tetapi lebih dari itu, untuk menutrisi hati dan jiwa anak. Saat seorang ibu menyusui, di sana bisa dengan mempraktikan dialog iman pada anak, yaitu memasukkan percakapan sehari-hari pada anak apa yang kita imani sebagai seorang muslim. 


Tahap kedua, Ta'riif: Memberi Tahu ( Dilakukan pada 7 Tahun Kedua/7-14 Tahun) 


Pada fase kedua ini, orangtua harus memberi tahu anak-anak dalam bentuk ajaran dan perintah dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban agama. Contohnya dalam hadits yang memerintahkan dan mengajarkan salat itu spesifik menyebutkan angka saat anak usia 7 tahun. 


Dalam riwayat Al-Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda:

"Ajrkan anak-anak sholat sedangkan dia berumur tujuh tahun."


Secara implisit, hadits diatas memberikan arahan bagi kita, bawa usia 7 tahun kedua (7-14 tahun) adalah saat yang tepat untuk mengajarkan tentang Rukun Islam serta ibadah-ibadah wajib dan sunnah lainnya secara bertahap. 


Tahap ketiga, Takliif: Memberikan beban (7 tahun Ketiga)


Tahap ini ada pada fase anak-anak sudah baligh. Ia bukan anak-anak lagi, tapi sudah menjadi seorang pemuda. Kini saatnya ia memikul beban syariat, di mana semua rukun dan syariat Islam wajib ia amalkan karena sudah mendapatkan konsekuensi dan pertanggungjawaban di hadapan Allah. Sudah mendapatkan pahala jika dikerjakan dan berdosa jika dilalaikan dalam hal kewajiban. 


Itu dia 3 tahapan utama dalam merawat fitrah Iman. Di mana Indikator fitrah iman terawat dengan baik yaitu ia ridha atau rela serta siap memikul beban syariat saat mereka baligh dan menjadi “mukalllaf", yaitu orang yang dibebani kewajiban syariat. 


Semoga Allah memberikan bimbingan dan kemudahan kepada kita untuk mendidik anak-anak sesuai fitrahnya. Agar kelak iman merek kita tumbuh dengan paripurna.

Aamiin. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar