Senin, 25 Maret 2024

NWP dan Tandem Nursing, Mengapa Tidak?

“Sayang … Aku positif. Bagaimana ya?” 

“Alhamdulillah, berarti rezeki kita, Sayang.” Suara di seberang sana terdengar bahagia.

“ Tapi, Daniya masih 14 bulan? Kasihan masih butuh perhatian.” Tiba-tiba rasanya saya ingin menangis.

***

Itu sepenggal cerita saya di awal kehamilan kedua, ketika itu anak pertama saya masih usia 14 bulan. Berbagai rasa campur aduk, bahagia tetapi juga ada rasa cemas dan kasihan kalau melihat si Kakak masih membutuhkan perhatian, kasih sayang dan tentunya masih memerlukan ASI walaupun sudah makan menu MPASI.

Alhamdulillah, ternyata kehamilan kedua ini tidak banyak keluhan, sehingga saya masih bisa menyusui si Kakak dengan porsi makan saya yang ikut bertambah, karena saya selalu merasa lapar dan kehausan. Menu favorite saya waktu itu adalah rendang yang dibeli di warung padang. Memang di awal kehamilan, saya merasakan malas memasak, sehingga hampir setiap hari menu yang terhidang adalah menu warung padang.

Walaupun saya masih menyusui si Kakak, pertumbuhan janin di dalam rahim berkembang bagus. Setiap bulan, saya biasanya kontrol perkembangannya di rumah bersalin terdekat. Bahkan, ketika melahirkan berat badan si Adik 3500gr terbilang besar dibandingkan dengan Kakaknya yang hanya 2700gr.

Setelah melahirkan pun, saya masih menyusui si kakak. Sehingga saya menyusui dua anak secara bersamaan. Dan lagi-lagi porsi makan saya pun bertambah dari porsi masa kehamilan dulu. Walaupun menyusui secara bersamaan, saya tidak merasakan ada kendala kecuali makan saya yang bertambah. Justru saya sangat terbantu si Kakak, saat awal menyusui setelah melahirkan. ASI saya langsung keluar deras karena hisapan si Kakak, sehingga sang Adik pun tak perlu mengalami kehausan ASI seperti kakaknya dulu, yang menunggu hampir sehari semalam agar ASI keluar.

Sekarang saya mengetahui, ternyata apa yang saya lakukan itu adalah NWP (Nursing While Pregnant) atau menyusui ketika hamil dan Tandem Nursing atau menyusui dua anak sekaligus. Di mana untuk melakukan kedua hal ini seharusnya konsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Sedangkan saya dulu, masih sangat awam, hanya menggunakan feeling saja sebagai ibu.

NWP (Nursing While Pregnant) atau menyusui ketika hamil 

Menurut pakar ASI dr. Eveline PN, SpA dari RS St. carolus Jakarta, jika kehamilan Kita dinyatakan sehat oleh dokter, maka kita bisa meneruskan menyusui. Hal ini karena secara alami tubuh kita akan memprioritaskan pemberian zat gizi kepada janin yang sedang tumbuh, tanpa mengurangi porsi yang dibutuhkan untuk membentuk ASI.

Hal lain yang membuat orang menghidari NWP adalah adanya isu ASI basi. Hal ini tidak benar sama sekali, karena tidak ada ASI yang basi. Yang ada adalah semakin meningkatnya usia kehamilan maka produksi air susu ibu juga akan semakin berkurang. Hal ini disebabkan kadar hormone estrogen sang ibu juga semakin meningkat. Inilah yang menyebabkan rasa ASI sedikit berubah, sehingga si kakak yang menyusui kemungkinan besar akan memilih berhenti menyusui dengan sendirinya. Jadi poinnya adalah bisa tetap menyusui sampai bayi sendiri yang memilihnya untuk berhenti.

Tetapi, apabila kehamilan kita dinyatakan mempunyai risiko tinggi oleh dokter, misalnya sering kontraksi, ada riwayat keguguran atau ada tanda-tanda persalian dini, seperti keluar lendir, tekanan di dasar panggul, kram, ada darah atau air ketuban maka sebaiknya dihentikan.

Untuk keseimbangan gizi ibu hamil dan menyusui, selama kita menjaga asupan gizi yang seimbang dalam menu makanan sehari-hari dan mengonsumsi cairan yang cukup, yakni minimal 8 gelas per hari, maka keduanya akan mendapat asupan gizi yang baik pula.

Tandem Nursing (Menyusui dua anak sekaligus)

Untuk tandem nursing sendiri, apabila kehamilan seorang ibu beresiko tinggi dan berkomplikasi, atau ibu memiliki riwayat perdarahan dan keguguran, tandem nursing sangat tidak dianjurkan. Tetapi, jika seorang ibu tidak mengalami berbagai reaksi negatif, maka tandem nursing ini bisa dilakukan. 


Terus, apakah seorang ibu itu bisa menghasilkan air susu yang cukup ketika melakukan tandem nursing? Untuk hal ini tidak perlu khawatir Bu, karena ASI ini tercipta sesuai dengan prinsip supply and demand. ASI ini akan tercipta akan disesuaikan dengan kebutuhan bayi, semakin banyak hisapan oleh mulut bayi, maka akan semakin banyak ASI yang akan tercipta.

Apakah keuntungan dan kekurangan dari tandem nursing?

Keuntungannya, si kakak akan mendapatkan berbagai manfaat ASI sampai genap berusia dua tahun atau bisa lebih, si kakak juga bisa membantu memecahkan masalah seputar menyusui seperti engorgement (payudara penuh) yang terjadi di awal-awal menyusui, membantu memecahkan penyumbatan saluran ASI dan membantu mengurangi rasa iri kakak terhadap adiknya. 

Tetapi tandem nursing juga memiliki tantangannya tersendiri. Menyusui dengan lebih dari satu bayi, tentunya akan membuat ibu merasa lebih cepat haus, lapar, dan cukup melelahkan.

Apapun itu, para ibu sepakat keuntungan tandem nursing ini lebih besar daripada kerugiannya. Bagi saya sendiri, tandem nursing adalah pengalaman yang sangat unik dan tidak bisa terlupakan. Saya sangat bersyukur mendapatkan kesempatan untuk tandem nursing.


Sumber:

http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/menyusui.saat.hamil/001/001/593/1/4

https://aimi-asi.org/layanan/lihat/tandem-nursing-why-not/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar