Sabtu, 17 Februari 2024

Tahapan Emosi Seorang Ibu

Emosi Ibu
Emosi itu adalah fitrah manusia. Dalam emosi, biasanya kita mengenal emosi menjadi dua macam, ada emosi positif dan negatif. Tentu keduanya memiliki peranan masing-masing, ttinggal bagaimana kita merespon dan menggunakan emosi dengan cara yang tepat.

Tahapan seseorang mampu tuntas dengan emosinya adalah : 

  • Mengenali emosi

  • Menyadari emosi

  • Menerima emosi

  • Mengelola emosi

Emosi adalah suatu reaksi atau perasaan yang hadir ketika ada suatu kejadian. Emosi dasar ini terbagi menjadi 4 bagian, yaitu : marah, takut, sedih dan senang. Sedangkan emosi lainnya adalah gabungan dari beberapa emosi tersebut. Misal kecewa adalah gabungan dari marah,  sedih dan takut. 


Emosi ini layaknya sebuah cuaca, tidak bisa diprediksi datangnya. Sehingga yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan apa yang akan dilakukan, jika cuaca (suasana hati) berubah cepat.


Marah, sedih, takut itu semua boleh dirasakan. Wajar adanya,  karena kita memang manusia biasa. Kita Pernah marah? Pernah sedih? Itu menandakan bahwa emosi itu ada. Tak pebaru diabaikan, tapi tidak juga berlarut di dalamnya. 


Sedih : emosi ini hadir agar diri mampu berempati terhadap orang lain.

Senang : agar mampu bersyukur dan menumbuhkan cinta pada diri dan sesama. 

Takut : emosi ini mencegah kita dari resiko bahaya. 

Marah : emosi ini pun berguna saat perlu menyampaikan kebenaran. ada hak diri yang terambil, ada perihal agama Allah yang diabaikan. 


Kemampuan diri mengenali emosi, mengenali rasa yang hadir, akan menentukan tahapan selanjutnya agar sampai pada proses mengelola emosi yang baik.


Emosi atau perasaan erat kaitanya dengan pikiran. Emosi bisa muncul dari pikiran kita tentang suatu peristiwa. Tergantung kita memaknai peristiwa itu seperti apa, maka emosi itulah yang akan muncul.


Misalkan kita melihat tetangga melewati kita dengan tergesa-gesa, tanpa menyapa kita. Apa pikiran yang muncul?. Mungkin dari kita, akan ada yang berpikir, "ko dia nggak menyapa saya ya? Sombong banget, apa saya punya salah sama dia?". 


Jia pikiran kita berpikir seperti itu, maka perasaan/ emosi yang muncul adalah kesal, marah, jengkel dan merasa tidak dihargai. Namun, jika di pikiran kita melihat peristiwa tadi dengan "Oh kasihan, mungkin ada keperluan penting dan dia terlambat". Maka emosi/ perasaan yang muncul adalah mengasihani dan memaklumi. 


Efek pikiran yang mempengaruhi perasaan ini, nantinya juga akan mempengaruhi perilaku kita seperti apa. Mungkin pada contoh pertama, kita akan berperilaku tidak baik ke tetangga, karena merasa perasaan kita merasa jengkel. Beda halnya, jika pikiran yang kedua, kemungkinan kita bisa senantiasa bersikap ramah kepada tetangga tersebut. 


Maka dari itu, jika ingin mengubah perilaku kita saat ini, kita perlu terampil mengelola emosi / perasaan. Dimulai dari menyadari terlebih dahulu perasaan apa yang muncul, kemudian kita mengenali emosi dengan melabeli atau memberi nama perasaan/ emosi yang sedang dirasakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar